Tanya Jawab
Perkembangan Politik di Kurdistan dan Iran
Soal:
Pada 06 Januari 2018 Iran menuduh wilayah Kurdistan berada di belakang berbagai demonstrasi di Iran. Dan pada 07 Januari 2018 wilayah Kurdistan merespon dengan menafikan hal itu. Tampak dalam berbagai demonstrasi besar yang terjadi di wilayah Kurdistan khususnya di provinsi as-Sulaimaniyah pada 19 Januari 2018, berbagai berita yang tersebar bahwa Iran memiliki peran di situ. Apakah mungkin dikatakan bahwa berbagai demonstrasi di Iran pada 28 Desember 2017 itu wilayah Kurdistan memiliki peran di situ dari sisi satu lawan satu? Dengan ungkapan lain:
1- Apakah apa yang telah dan sedang terjadi di Iran dan apa yang telah terjadi di wilayah Kurdistan merupakan aksi dan reaksi?
2- Apakah keduanya merupakan pergerakan internal sendiri atau merupakan pergerakan eksternal?
3- Jika begitu, lalu siapa yang menggerakkan? Apakah dari berbagai demonstrasi itu dimaksudkan untuk mengubah rezim di wilayah Kurdistan atau Iran?
Semoga Allah memberikan balasan yang lebih baik kepada Anda.
Jawab:
Kedua peristiwa itu bukan merupakan aksi dan reaksi. Tuduhan-tuduhan Iran kepada Erbil tidak lain dari sisi kebingungan politik akibat kejadian yang berasal internal dari diri sendiri (bukan eksternal). Erbil saat ini sibuk dengan krisisnya sendiri yang hampir meruntuhkan entitasnya. Erbil tidak memiliki kemampuan dalam situasi saat ini untuk menggerakkan jalanan di Iran! Kebingungan politik itu tampak jelas dari fakta di mana Iran menyebar tuduhan ke berbagai pihak. Para pejabat Iran telah menyalahkan kekuatan asing. Ghulam Ali Khoshro, utusan Iran di PBB, mengatakan pada hari Jumat bahwa Teheran memiliki bukti kuat bahwa “para demonstran” itu dengan jelas menerima arahan dari luar negeri”… (BBC Arabic, 07/01/2018) … Oleh karena itu, tuduhan Iran terhadap Erbil berada dalam kebingungan politik ini: (Sekretaris Dewan analisis kepentingan rezim Iran Mohsen Rezai, mengatakan kemarin 6/1/2018 bahwa rincian skenario kejadian di Iran direncanakan di Erbil, wilayah Kurdistan Irak … (Russia today, 07/01/2018 M). Wilayah Kurdistan telah membantah tuduhan itu melalui ucapan Sven Dzii atas nama pemerintah wilayah Kurdistan (Russia today, 07/01/2018 M)… Begitulah, masalah tersebut bukanlah dalam bentuk aksi reaksi, akan tetapi masing-masing kejadian itu memiliki tujuan dan situasinya sendiri… Hanya saja, kedua kejadian itu bermula sendiri internal kemudian dilingkupi oleh dorongan-dorongan eksternal untuk merealisasi tujuan-tujuan yang berhubungan dengan wilayah Kurdistan dan Iran sesuai jalannya peristiwa. Penjelasan hal itu sebagai berikut:
Pertama: Kejadian Wilayah Kurdistan:
1 – Berbagai kantor berita melaporkan bahwa pada 19/12/2017 telah meletus berbagai demonstrasi dari kalangan guru dan pegawai di Sulaymaniyah yang belum menerima gaji selama berbulan-bulan. Kemudian demonstrasi itu mencakup sektor-sektor publik secara luas di provinsi Sulaymaniyah. Setelah itu meluas ke daerah-daerah lain di provinsi ini, termasuk bagian dari provinsi Erbil. Cepatnya keterlibatan massa dalam demonstrasi ini mengindikasikan kesempitan masyarakat dikarenakan masalah yang menimpa urusan ekonomi daerah tersebut setelah turunnya pemasukan minyak yang utama dari wilayah tersebut akibat kontrol Baghdad terhadap provinsi Kirkuk dan tekanan lainnya yang dilakukan oleh Baghdad, terutama penutupan bandara Erbil dan Sulaymaniyah bagi perjalanan luar negeri. Hal itu menambah kesulitan perjalanan ke luar negeri karena memaksa wisatawan untuk transit di bandara internasional Baghdad. Hal itu makin rumit dengan dituduhnya individu-individu pemerintah dan orang-orang berpengaruh dengan tuduhan korupsi dan menguasai kekayaan di wilayah tersebut. Demonstrasi tersebut menyebar seperti api di kayu kering, terutama di daerah yang di situ kuat pengaruh partai-partai Kurdi yang menentang Masoud Barzani dan Partainya, Partai Demokratik Kurdistani. Hal yang turut serta menambah buruk kondisi kehidupan adalah bermigrasinya keluarga-keluarga Kurdi dari Kirkuk dan lainnya ke wilayah ini di bawah tekanan kekhawatiran terhadap pergerakan daerah-daerah yang menentang…. Semua itu mengisyaratkan bahwa pergerakan ini bermula secara internal.
2 – Demonstrasi protes ini terutama ditujukan terhadap pemerintah Erbil, yang dikendalikan oleh Partai Demokratik Kurdistani, partainya Barzani yang bersembunyi setelah mengundurkan diri dari jabatan kepresidenan di belakang keponakannya Nechirvan Barzani. Hal ini bisa dipahami dari beberapa aspek, di antaranya:
a- Demonstrasi itu meletus dimulai di provinsi Sulaymaniyah. Provinsi tersebut dikendalikan oleh gerakan dan partai yang menentang agen Inggris Massoud Barzani. Gerakan Perubahan daerah asalnya adalah Sulaymaniyah. Dan sayap kuat Talabani di Partai Persatuan Nasional daerah asalnya juga Sulaymaniyah. Partai-partai ini mampu memprovokasi dan mengatur demonstrasi, meski tidak mampu mengendalikan keseluruhan jalannya demonstrasi.
b- Pernyataan Nechirvan yang bisa dipahami seolah-olah demonstrasi itu diarahkan menentang pemerintahannya. “Presiden wilayah Kurdistan Nechirvan Barzani telah memperingatkan adanya “konspirasi besar” yang dilakukan menentang wilayah tersebut dan bahwa hal itu lebih besar dari yang dibayangkan oleh seseorang. Ia mengisyaratkan kepada adanya “pihak-pihak yang ingin menciptakan kekacauan di wilayah tersebut, mengalihkan demonstrasi dari jalannya dan menyebarkan kekerasan”. Dia menambahkan: “ada tangan-tangan tersembunyi yang berusaha menimbulkan kekacauan di Kurdistan dan kami terus menghalanginya”. Dia menunjuk pihak-pihak tanpa menyebut nama. Upaya-upaya itu mendukung ke arah kekacauan namun otoritas keamanan di wilayah tersebut akan menghadapi keadaan-keadaan itu dengan tegas …”. “Kita menghadapi ancaman serius dan konspirasi yang lebih besar dari yang dibayangkan siapa saja. Apa yang terjadi di perbatasan provinsi Sulaymaniyah merupakan upaya untuk menghancurkan keamanan dan stabilitas”. Ia menyerukan pentingnya menyatukan barisan dan kerjasama semua untuk mengalahkannya (Website Pasnews Kurdi, 21/12/2017). Dengan itu dia menunjuk kepada partai-partai Kurdi di Sulaymaniyah yang dengan keras menentang referendum. Dan partai-partai itu berhubungan dengan Amerika dan para pengikut mereka di ibukota Baghdad dan Teheran. Dan di antara partai-partai yang memicu demonstrasi dan protes terhadap pemerintah Barzani ini, adalah Gerakan Perubahan yang setelah memisahkan diri dari Partai Persatuan Nasional menjadi kekuatan politik kedua dalam pemilu 2009 di Kurdistan. Pasca demonstrasi, Gerakan Perubahan dipimpin oleh Curran dan Jamaah Islamiyah menarik diri dari pemerintah Erbil. Pemimpin di kelompok Islam itu, Yasin Hasan mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Al-Jazeera, “setelah dilepaskan tembakan terhadap para demonstran, Jamaah Islamiyah dan Gerakan Perubahan memutuskan untuk menarik diri secara penuh dari pemerintah ini. Kami menuntut pemerintah untuk membubarkan diri segera dan dibentuk pemerintahan penyelamatan nasional” (Al-Jazeera.net, 21/12/2017)…. BBC pada 26/12/2017 mengutip sikap salah satu pemimpin Gerakan Perubahan Yusuf Muhammad Ketua Parlemen wilayah Kurdistan Irak yang mengundurkan diri. Hal itu untuk melemahkan posisi Pemerintah Erbil di depan demonstarsi protes. “Ketua parlemen wilayah Kurdistan Irak mengumumkan pengunduran dirinya sebagai protes terhadap apa yang dia gambarkan sebagai kontrol sekelompok orang dan kelompok-kelompok tertentu terhadap otoritas legislatif. Yusuf Muhammad mengkritik dengan keras “monopoli kelompok itu terhadap politik, ekonomi, tanah, kekayaan dan semua aspek lainnya daripada pembagian yang adil di wilayah tersebut”. Yusuf Muhammad mengatakan bahwa sikap Amerika Serikat yang menolak referendum, yang tercermin dalam surat yang dikirim oleh Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson, merupakan kesempatan emas dan bersejarah yang disia-siakan oleh pemerintah wilayah Kurdistan… (BBC, 26/12/2017). Ini menjadi isyarat subordinasi tokoh dan gerakan tersebut.. .
3- Begitulah, bertolaknya demonstrasi dari provinsi Sulaymaniyah yang dikendalikan oleh partai-partai yang menentang partainya Barzani, Partai Demokratik Kurdistani; partisipasi para pemimpin partai-partai ini dalam demonstrasi, penangkapan beberapa pemimpin itu oleh pasukan keamanan, kemudian penarikan diri partai-partai itu dari pemerintah Erbil untuk melemahkannya, seruan partai-partai itu agar pemerintah Erbil membubarkan diri dan pengunduran diri ketua Parlemen beberapa bulan sebelum jadwal pemilihan, dan juga ancaman pemerintah Abbadi di Baghdad untuk campur tangan, semua itu mengindikasikan bahwa meskipun permulaannya bersifat sendiri dari internal, namun dimensi kedua dengan motif-motif eksternal telah mengelilingi dimensi mandiri itu untuk mencapai tujuan-tujuan yang berkaitan dengan wilayah tersebut…
Dimensi kedua ini merupakan hasil tekanan kelompok-kelompok lokal di Kurdistan yang menentang pengaruh Barzani. Juga tekanan-tekanan Baghdad untuk menjatuhkan pemerintahan Barzani di Erbil … Selain apa yang terdengar di Turki, Iran dan Baghdad atas pentingnya menghukum mereka yang bertanggung jawab atas spekulasi referendum pemisahan Kurdistan. Semua partai-partai dan organisasi yang pro ke Amerika ini, jika ditambahkan dengan sesuatu yang mulai mencuat dalam bentuk kebijakan Trump di kawasan ini bahwa dan dengan slogan “America First”, yang tidak lagi cukup politiknya saja yang diterapkan di berbagai kawasan yang di situ ada agen-agen Inggris, akan tetapi jika kepentingan Amerika di beberapa kawasan mengharuskan maka agen-agen Inggris harus dihukum atau bahkan dihancurkan, seperti perang melawan korupsi yang terjadi di Arab Saudi, dan seperti yang sekarang terjadi terhadap para pemimpin Kongres Rakyat di Sana’a setelah Saleh tewas. Oleh karena itu, Amerika mendorong agen-agen lokal dan regionalnya untuk menambah tekanan terhadap pemerintahan Barzani untuk menjatuhkannya dan mengakhiri dominasi Inggris terhadap pemerintahan Erbil. Jika tidak bisa segera, maka itu menyiapkan suasana dengan tekanan berturut-turut.
Ini menurut yang lebih rajih apa yang telah dan sedang terjadi di Kurdistan.
Kedua: kejadian-kejadian Iran.
1 – Demonstrasi-demonstrasi yang terjadi pada tanggal 28/12/2017 muncul sebagai protes terhadap situasi ekonomi dan kondisi kehidupan masyarakat dan tingginya tingkat pengangguran, kemiskinan dan tingginya harga. Berbagai laporan menyebutkan bahwa tingkat pengangguran sangat tinggi. Menteri Dalam Negeri Iran Abdul Ridha Rahmani Fadhli dalam sebuah konferensi pers pada 1/10/2017 mengungkap bahwa “tingkat pengangguran saat ini lebih dari 12%, sementara di beberapa kota di Iran tingkat penganggurannya mencapai 60%, termasuk Ahwaz (Arab) dan Kermanshah (Kurdi) dan Baluchistan .. dan bahwa tingkat pengangguran di antara mereka yang memiliki ijazah sains dan lulusan universitas sangat tinggi” … (al-‘Arabiyah, 2/10/2017). Berbagai laporan menunjukkan bahwa 21% lulusan universitas menganggur, dan 15 juta warga Iran hidup di bawah garis kemiskinan. Hal itu berarti bahwa hasil penerapan sistem kapitalis tercermin secara negatif pada masyarakat secara umum di negara ini seperti yang terjadi di semua negara yang menerapkan sistem Barat ini. Dan karena sistem ekonomi kapitalisme itulah yang diterapkan di Iran, maka di sana ada distribusi kekayaan yang buruk dan akumulasi kekayaan di tangan orang-orang kaya sementara banyak orang terhalang darinya, tidak adanya penyelesaian masalah kemiskinan dan ada bank-bank yang bertransaksi dengan riba … Penerapan sistem pajak kapitalis yang tidak adil terkait erat dengan kebijakan dan rekomendasi Dana Moneter Internasional (IMF). Sebelum kejadian-kejadian baru-baru ini, sebuah delegasi IMF mengunjungi Teheran pada 18/12/2017 dan IMF selalu melakukan konsultasi tahunan dengan Pemerintah Iran. Ketua delegasi IMF Catriona Purfield di depan para pejabat Iran mengatakan sebagai berikut: “Mengingat kondisi ketidakpastian ini dan meningkatnya risiko terhadap sistem keuangan Iran, pemerintah harus mempercepat restrukturisasi dan kapitalisasi bank dan lembaga kredit”. Ia menambahkan, “harus segera dimulai review kualitas aset, penilaian pinjaman pihak-pihak terkait, dan ditetapkan rencana tindakan yang memiliki kerangka waktu untuk rekapitalisasi bank dan penyelesaian kredit macet”. Ia juga menambahkan, “Biaya rekapitalisasi bank bisa ditutupi melalui penerbitan obligasi pemerintah berjangka panjang” (laman resmi al-‘Alam al-Irani, 19/12/2017). Dan penerapan pemerintah terhadap tuntutan ini menghasilkan kenaikan tinggi pengangguran dan kemiskinan … Masyarakat hidup dalam kesusahan dan kemudian bangkit melawan rezim dan mengungkapkan penderitaan mereka dengan segala cara …
2- Begitulah protes-protes itu terjadi, dimulai di kota Masyhad di timur Iran, di mana slogannya “tidak untuk harga tinggi” tetapi segera menyebar ke 80 kota dan kabupaten. Ikut serta dalam protes-protes itu, ribuan orang muda dan kelas pekerja yang marah terhadap korupsi para pejabat, pengangguran dan kesenjangan yang melebar antara orang miskin dan orang kaya. Ahmad Toukli ketua dewan eksekutif Organisasi Transparansi dan Keadilan Iran mengatakan dalam wawancara dengan kantor berita Faris News Agency pada 30/12/2017: “Protes-protes tersebut merupakan hasil dari tiga faktor: pertama, diambilnya kebijakan penyesuaian ekonomi IMF yang keras. Kedua, kelemahan Pemerintah dan para pejabat dalam memecahkan masalah ekonomi. Dan yang terakhir, tidak adanya transparansi dan pertanggungjawaban atas keputusan yang diambil oleh pemerintah”. Jika semua itu ditambah dengan pengeluaran luar negeri Iran terhadap milisi-milisi dan kelompok mereka di Lebanon, Suriah dan Yaman … Maka hal itu menyebabkan masalah ekonomi yang besar yang membebani warga Iran, sehingga mendorong mereka melakukan protes-protes bahkan lebih dari itu menuduh rezim mengkhianati kehidupan rakyatnya … “Banyak orang Iran percaya bahwa bantuan pemerintah mereka kepada Hamas di Gaza, Hizbullah di Lebanon, rezim Assad di Suriah, dan Houthi di Yaman adalah tidak perlu, bahkan merupakan pengkhianatan (‘Arabi 21, 01/01/2018). … Semua ini menunjukkan bahwa dimulainya demonstrasi itu bersifat sendiri internal karena faktor ekonomi. Namun rezim menghadapinya dengan kekerasan dan mengakibatkan korban tewas dan luka-luka. “Beberapa laporan mengindikasikan naiknya jumlah tahanan sejak awal demonstrasi pada 28 Desember menjadi lebih dari 1.700 tahanan … (BBC Arabic, 07/01/2018).
3 – Seperti yang telah diketahui luas bahwa setiap protes ekonomi jika telat diselesaikan dengan solusi yang benar, terutama jika dihadapi dengan kekerasan, maka akan diiringi oleh protes-protes politik. Dan inilah yang terjadi. Disamping slogan-slogan ekonomi, ditambah dengan slogan-slogan politik menentang rezim dan para pejabatnya serta mengkritik intervensi rezim Iran dalam perang-perang di kawasan dan pembelanjaan miliaran dolar dalam hal itu. … Protes-protes mulai didominasi orientasi politik menentang rezim dan menyerang simbol-simbol rezim serta para pemimpinnya. Dan di sini mulai ada pemanfaatan peristiwa-peristiwa itu oleh Eropa dan Amerika. … Telah tampak promosi untuk protes-protes itu di media-media Eropa, terutama Inggris seperti di radio BBC (British Broadcasting Corporation) dan televisi-televisi Inggris. Dari sisinya Presiden Perancis Macron ketika menjawab pertanyaan surat kabar al-Hayat tentang kejadian-kejadian Iran yang diberitakan oleh al-Hayat pada 4/1/2018 mengatakan, “Demonstrasi tersebut mencerminkan keterbukaan masyarakat sipil Iran, dan ini membuat saya menghubungi Presiden Rouhani untuk mengingatkannya tentang perlunya menghindari kekerasan dan membiarkan kebebasan berekspresi untuk warga negara dan kami akan menunggu Iran menunjukkan unsur-unsur keterbukaan yang diminta melalui perlakuan terhadap para demonstran supaya kita bisa menilai jalannya perkara. Hal itu sebagai persiapan pelaksanaan kunjungan Menteri Luar Negeri Prancis Laudrian yang telah dijadwalkan ke Iran dan kemudian kunjungan saya ke negara itu. Macron meminta untuk dilanjutkannya dialog terus menerus dengan Teheran”… Akan tetapi, Eropa mengintervensi dengan memanfaatkan peristiwa ini yang tidak layak untuk diperhatikan karena dampaknya dari sisi efektivitasnya hampir tidak ada …
4- Tapi apa yang layak untuk diperhatikan adalah masuknya Amerika di track… Presiden Trump mulai berkicau di halaman Twitter-nya. Dalam tweet-nya pada 1/1/2018 Trump mengatakan: “bangsa Iran yang besar tertindas sejak bertahun-tahun lalu dan karenanya haus akan makanan dan kebebasan. Kekayaan Iran dijarah, dan juga hak asasi manusia. Telah tiba waktunya untuk perubahan. Iran gagal di semua tingkat meskipun ada kesepakatan mengerikan yang ditandatangani oleh pemerintahan Obama”. Sekretaris pers Gedung Putih mengatakan, “Pemerintahan Trump sangat prihatin dengan laporan bahwa rezim Iran memenjarakan ribuan orang yang berpartisipasi dalam demonstrasi damai”. Ia menambahkan, “Kami tidak akan tinggal diam karena kediktatoran Iran menindas hak-hak dasar warga negaranya dan para pemimpin Iran akan bertanggung jawab atas segala bentuk pelanggaran” (surat kabar elektronik Irak, 10/01/2018). Begitulah, banyak pejabat AS, terutama Presiden Donald Trump, mengungkapkan terang-terangan mendukung para demonstran Iran melawan pemerintah sejak hari pertama … “Nikki Healy utusan tetap Amerika untuk PBB di depan Dewan Keamanan pada hari Jumat mengatakan bahwa Washington berdiri bersama mereka di Iran “yang menuntut kebebasan untuk diri mereka, kesejahteraan untuk keluarga mereka dan martabat untuk bangsa mereka”. … Seruan Washington untuk diadakan sidang Dewan Keamanan membuat marah anggota Dewan Keamanan yang lainnya, termasuk Rusia yang utusannya di Dewan Keamanan PBB menggambarkan demonstrasi-demonstrasi Iran sebagai “urusan dalam negeri” … (BBC arabic, 07/01/2018 M). Seruan Washington untuk diadakan sidang Dewan Keamanan merupakan bukti Amerika berusaha menunggangi gelombang demonstrasi. Karena cepatnya seruan, anggota-anggota Dewan Keamanan dibuat terkejut karenanya. “Anggota-anggota Dewan Keamanan terkejut dengan seruan Healy untuk diadakan sidang mendesak Dewan Keamanan guna membahas demonstrasi protes di Iran. Healy terpaksa melakukan tekanan melawan penentangan Rusia terhadap sidang tersebut. Hal itu seperti yang dikatakan oleh koresponden BBC Barbara Pelt… Utusan tetap AS untuk PBB mengatakan bahwa Washington berdiri “tanpa ragu” bersama orang-orang di Iran yang mengusahakan kebebasan untuk diri mereka sendiri, kemakmuran untuk keluarga mereka dan martabat untuk negara mereka”… (BBC Arabic, 06/01/2018).
5 – Dan di sini muncul pertanyaan: Apakah dengan dukungannya kepada demonstrasi di Iran berarti Amerika bekerja untuk menggulingkan rezim di Iran? Atau Amerika memiliki tujuan lain yang ingin dicapai dari penunggangan gelombang demonstrasi di Iran? Untuk menjawab hal itu, kami katakan sebagai berikut:
Adapun ucapan bahwa dukungan Amerika untuk pergerakan-pergerakan tersebut adalah untuk mengubah rezim adalah jauh, khususnya bahwa Amerika mengatakannya sendiri melalui lisan mereka. Deputi Asisten Menteri Luar Negeri untuk urusan Irak dan Iran Andrew Beck mengatakan kepada surat kabar “al-Hayat” yang diterbitkan pada 4/1/2018: “… Kami hanya berbicara tentang perlindungan terhadap demonstran dan penghormatan hak-hak mereka. Dan pada akhirnya kami ingin melihat rezim mengubah perilakunya dalam lebih dari satu cara, tidak lain secara khusus dengan para demonstran”. Ia menekankan bahwa “pemerintah AS menginginkan perubahan perilaku rezim, bukan perubahan rezim di Iran … “. Amerika dan perannya dalam rezim sudah diketahui luas. Kami telah menyebutkan di dalam Jawab Soal pada 21/8/2013 M: “Peran Amerika dalam revolusi Iran sudah jelas sejak awal … Dan semua tindakan politik di kawasan yang dilakukan oleh Iran, semuanya terjadi dengan persetujuan dan harmonis dengan proyek-proyek Amerika …”. Dan juga kami katakan di dalam Jawab Soal yang lain pada 23/02/2017: “Begitulah, peran Iran di kawasan tersebut adalah politik AS yang telah dikaji dengan seksama. Dan bahwa peran ini meluas dan menyempit sesuai tuntutan politik Amerika dan sesuai keadaan”. Atas dasar itu, maka dukungan terbuka Amerika untuk demonstrasi bukan dalam proses untuk mengubah rezim Iran saat ini.
- Jadi mengapa Amerika menunggangi gelombang tersebut dan seolah menemukan benda berhargaya di situ? Maka hal itu karena dua perkara penting:
Pertama, mengalihkan perhatian dari Palestina dan pernyataan Trump tentang Al-Quds dan menyibukkan kawasan dengan isu Iran. Sehingga Iran menjadi musuh pertama di kawasan ini, dan kemudian akhirnya fokus diarahkan pada Iran atau berkurang atau redup dari entitas Yahudi pencaplok Palestina…
Kedua, mengadakan justifikasi bagi keberlangsungan agen-agen Amerika di kawasan tersebut dengan alasan untuk berdiri melawan Iran dan melindungi Amerika dari bahaya Iran. Pernyataan Trump tentang Al-Quds dan bahwa Al-Quds adalah ibu kota entitas Yahudi, manusia yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman, pernyataan itu seperti yang kami katakan dalam leaflet kami tanggal 7/12/2017, merupakan tamparan keras bagi agen-agen Amerika… Al-Quds ada di dalam hati kaum Muslim dan pikiran mereka. Bungkamnya para agen terhadap pernyataan Trump dan kelanjutan mereka menjadi agen Amerika yang mereka tetap loyal dan lemah lembut terhadap Amerika, merupakan skandal besar bagi mereka … Maka pernyataan-pernyataan Trump yang meningkat melawan Iran merupakan jerami tempat mereka bergantung untuk menjustifikasi kelangsungan mereka yang loyal kepada Amerika sebagai agen Amerika meski ada pernyataan Trump seputar al-Quds… Hal itu dengan ucapan mereka bahwa Trump berdiri berhadapan dengan Iran musuh bebuyutannya! Ini adalah alasan yang lebih buruk daripada dosa.
﴿قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ﴾
“Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?” (TQS al-Munafiqun [63]: 4).
Inilah yang lebih rajih apa yang telah dan sedang terjadi di Iran berupa protes-protes internal dan pernyataan-pernyataan luar khususnya Amerika.
7 – Sebagai penutup, negara-negara kafir imperialis mempermainkan masa depan negeri-negeri kaum Muslim tidak lain disebabkan ruwaibidhah para penguasa yang bertanggung jawab terhadap urusan negeri kaum Musim tetapi setia kepada musuh-musuh Islam dan kaum Muslim dan cenderung kepada mereka. Rasulullah saw telah memperingatkan hal itu dalam apa yang diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnad-Nya dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw telah bersabda:
«إِنَّهَا سَتَأْتِي عَلَى النَّاسِ سِنُونَ خَدَّاعَةٌ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ السَّفِيهُ يَتَكَلَّمُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ»
“Sungguh akan datang kepada orang-orang tahun-tahun penuh tipuan, orang yang berbohong justru dibenarkan dan sebaliknya orang yang jujur justru dinilai bohong, orang yang khianat justru dipercaya dan sebaliknya orang yang amanah justru dicap khianat, di situ Ruwaibidhah berkata”. Dikatakan, “apa ruwaibidhah itu?” Beliau bersabda: “orang bodoh yang berbicara tentang urusan masyarakat”.
Al-Hakim juga telah mengeluarkannya di al-Mustadrak dan ia berkata: “ini adalah hadits yang sanadnya shahih”. Jadi musibah umat ini adalah pada para penguasa mereka…Tetapi umat terbaik yang telah dikeluarkan untuk umat manusia tidak akan diam dalam waktu yang lama, dengan izin Allah, terhadap pemerintahan diktator oleh para ruwaibidhah itu. Rasulullah saw telah memberikan berita gembira akan kembalinya al-Khilafah ar-Rasyidah setelah kekuasaan diktator ini seperti yang ada di Musnad imam Ahmad dan ath-Thayalisi dari Hudzaifah bin al-Yaman:
«… ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً، فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ نُبُوَّةٍ»
“… kemudian ada kekuasaan diktator dan akan tetap ada sesuai kehendak Allah. Kemudian Allah akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian ada khilafah yang mengikuti manhaj kenabian”.
﴿وَيَقُولُونَ مَتَى هُوَ قُلْ عَسَى أَنْ يَكُونَ قَرِيبًا﴾.
“Mereka berkata: kapan itu (akan terjadi)? Katakanlah: “Mudah-mudahan itu terjadi dalam waktu dekat” (TQS al-Isra’ [17]: 51).
24 Rabiul Akhir 1439 H
11 Januari 2018 M
http://hizb-ut-tahrir.info/ar/index.php/ameer/political-questions/48960.html
http://archive.hizb-ut-tahrir.info/arabic/index.php/HTAmeer/QAsingle/3842/