HaditsTanya Jawab

Status Hadits Akan Datang Penguasa Zalim

Pertanyaan:

Assalamualaikum wr wb. Benarkah hadits berikut ini dhaif?

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يَكُونُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ أُمَرَاءُ ظَلَمَةٌ، وَوُزَرَاءُ فَسَقَةٌ، وَقُضَاةٌ خَوَنَةٌ، وَفُقَهَاءُ كَذَبَةٌ، فَمَنْ أَدْرَكَ مِنْكُمْ ذَلِكَ الزَّمَنَ فَلا يَكُونَنَّ لَهُمْ جَابِيًا وَلا عَرِيفًا وَلا شُرْطِيًّا.

“Akan datang di akhir zaman nanti para penguasa yang memerintah dengan sewenang-wenang, para pembantunya (menteri-menterinya) fasik, para hakimnya pengkhianat, dan para ahli hukum Islam pendusta. Sehingga, siapa saja di antara kalian yang mendapati zaman itu, maka sungguh kalian jangan menjadi pemungut cukai, tangan kanan penguasa dan polisi.” (HR. at-Thabarani).

Jawab:

Hadits tersebut diperselisihkan keshahihannya. Berikut keterangan imam al-Haitsami dalam kitabnya, al-Majma’ az-Zawa’id:

قال الهيثمي في “المجمع” (5/233) :
” رَوَاهُ الطَّبَرَانِيُّ فِي الصَّغِيرِ وَالْأَوْسَطِ ، وَفِيهِ دَاوُدُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْخُرَاسَانِيُّ قَالَ الطَّبَرَانِيُّ : لَا بَأْسَ بِهِ ، وَقَالَ الْأَزْدِيُّ: ضَعِيفٌ جِدًّا ، وَمُعَاوِيَةُ بْنُ الْهَيْثَمِ لَمْ أَعْرِفْهُ ، وَبَقِيَّةُ رِجَالِهِ ثِقَاتٌ “انتهى .

Rawi bernama دَاوُدُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْخُرَاسَانِيُّ dinilai la ba’sa bihi (tidak mengapa) oleh imam Thabarani, namun ulama lain spt imam al-Azdiy dllmenilai dhaif jiddan. Adapun rawi lainnya tsiqah. Jadi mayoritas ulama hadits menilai dhaif isnad.

Namun hadits tersebut terdapat syawahid, yakni jalur lain dengan matan yang sedikit berbeda.

Misalnya ada hadits shahih riwayat imam Ibnu Hibban sebagai syawahid,

ليأتين عليكم أمراء يقربون شرار الناس، ويؤخرون الصلاة عن مواقيتها، فمن أدرك ذلك منكم؛ فلا يكونن عريفا ولا شرطيا ولا جابيا ولا خازنا [رواه ابن حبان في صحيحه].

“Sungguh akan datang kepada kalian zaman yang para penguasanya menjadikan orang-orang jahat sebagai orang-orang kepercayaan mereka dan mereka menunda-nunda pelaksanaan shalat dari waktunya. Barangsiapa mendapati masa mereka, janganlah sekali-kali ia menjadi tangan kanan penguasa, polisi, penarik pajak atau bendahara bagi mereka” (HR. Ibnu Hibban).

Jadi secara matan hadits tersebut maqbul (diterima) dengan adanya syawahid (jalur lain).

 

Yuana Ryan Tresna

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close