Fiqih
Agar Anak Mengenal Makanan/Minuman Halal
Oleh: Zulia Ilmawati (Psikolog, Pemerhati Anak dan Keluarga)
Allah Swt. berfirman: Hai sekalian manusia, makanlah yang halal dan baik dari apa saja yang terdapat di bumi, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh kalian yang nyata. (QS al-Baqarah [2]: 168).
Makan adalah kebutuhan jasmani yang harus dipenuhi. Halal dan baik (halâl[an] thayyib[an]) merupakan syarat utama saat kita mengkonsumsi makanan. Karena itu, mengetahui makanan halal sangat penting; tidak hanya bagi orangtua, yang bertugas menyediakan makanan untuk anak-anak, tetapi juga bagi anak-anak. Mereka harus mulai dikenalkan dengan makanan halal atau haram agar lebih berhati-hati saat mengkonsumsinya. Bagaimana mengenalkan makanan halal dan haram kepada anak? Tulisan berikut akan memberikan beberapa kiatnya.
Beberapa Kiat
1. Mengenalkan label halal.
Usahakan untuk selalu membeli makanan yang sudah mendapatkan sertifikat halal dari mulai makanan ringan, jajanan anak-anak sampai memilih rumah makan ketika akan bersantap dengan keluarga. Label halal biasanya berbentuk lingkaran kecil di sudut atas atau bawah kemasan. Di dalamnya terdapat kata halal untuk makanan dalam kemasan dan keterangan (sertifikat halal) dalam bentuk lembaran kertas untuk restoran-restoran atau makanan yang tidak dikemas. Sertifikat halal ini dikeluarkan oleh POM MUI. Meski tidak berarti yang tidak berlabel halal adalah makanan yang haram, mengenalkan label halal penting demi mendidik anak untuk berhati-hati sebelum membeli.
2. Mengenalkan kandungan makanan. Ajari anak-anak untuk mengamati setiap kandungan makanan yang tercantum dalam kemasan. Jika di dalamnya mengandung bahan yang meragukan, seperti gelatin, misalnya, pastikan bahwa yang tercantum adalah gelatin yang berasal dari sapi. Gelatin biasanya terdapat pada makanan yang lembut dan sedikit kenyal, seperti permen lunak, es krim, dan puding. Tiga jenis makanan ini termasuk makanan favorit anak-anak. Karena itu, dengan mengenalkan komposisi kandungan, anak-anak terdidik untuk berhati-hati sebelum mengkonsumsi makanan.
3. Memperlihatkan poster barang haram.
Poster anti narkoba, misalnya, bisa kita lihat dimana-mana; di berbagai media (massa/elektronik) atau di jalan-jalan raya. Gunakan sarana itu untuk mengenalkan kepada anak makanan yang haram, di antaranya narkoba berikut berbagai bahaya yang ditimbulkan. Narkoba dapat mengganggu kesehatan, melemahkan perasaan dan merusak moral serta menghancurkan generasi. Dengan memperlihatkan poster semacam itu, anak-anak telah dididik sedari dini untuk mewaspadai makanan/zat yang haram.
4. Menunjukkan makanan yang haram saat Berbelanja.
Sekali waktu, ajaklah anak berbelanja di pasar atau supermarket. Jika ada makanan haram yang di jual di sana, tunjukkanlah kepada mereka. Amatilah baik-baik, misalnya, perbedaan antara daging sapi dan babi; mulai dari warna, tekstur dan sebagainya yang menunjukkan perbedaan itu. Selain daging segar, kepada anak-anak juga bisa diperlihatkan beberapa makanan kaleng yang mengandung bahan babi. Selain makanan, anak juga bisa dikenalkan dengan minuman-minuman beralkohol yang haram dikonsumsi, yang biasanya dijual di supermaket besar; seperti macam-macam bir atau minuman haram lainnya. Tekankan kepada anak-anak bahwa semua itu dilarang oleh Islam dan haram untuk dikonsumsi.
5. Mengunjungi pameran produk halal.
Jika ada kesempatan, ajaklah anak-anak mengunjungi pameran produk halal. Di tempat pameran akan disajikan makanan dan minuman yang biasanya sudah mendapat sertifikat halal. Anak akan menjadi lebih tahu, ternyata tidak sedikit makanan halal yang bisa dikonsumsi. Anak juga bisa bertanya langsung kepada orang-orang yang menjaga setiap stand sekaligus meminta penjelasan tentang produk makanan yang dipamerkan. Dengan cara itu, anak-anak terbiasa memperhatikan makanan halal dan makin menyadari betapa pentingya soal ini.
6. Membacakan ayat dan hadis.
Mengenalkan makanan halal dan haram juga bisa dilakukan dengan mengenalkan dalil-dalil tentang makanan yang bersumber dari al-Quran atau Hadis Rasulullah saw. Ajaklah anak untuk membaca, mengkaji dan kalau mungkin menghapalkan ayat-ayat dan hadis tersebut. Contohnya ayat berikut:
Diharamkan atas kalian (memakan) bangkai, darah, daging babi, daging hewan yang disembilih atas nama selain Allah; yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang kalian sempat menyembelihnya; dan (diharamkan atas kalian) binatang yang disembelih untuk berhala. (QS al-Maidah [5]: 3).
Contoh lain adalah sabda Rasulullah saw. berikut:
الْبَحْرُ الطَّهُورُ مَاؤُهُ الْحِلُّ مَيْتَتُهُ
Laut itu suci airnya dan halal bangkainya. (HR at-Tirmidzi, an-Nasa’i, Ibn Majah dan Ahmad).
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ نَبَتَ لَحْمُهُ مِنْ سُحْتٍ النَّارُ أَوْلَى بِهِ
Tidak akan masuk surga siapa saja yang dagingnya tumbuh dari makanan yang haram. Neraka lebih utama untuknya. (HR Ahmad).
7. Menanamkan kehalalan melalui cara mendapatkannya.
Selain kiat di atas, penting juga diajarkan kepada anak, bahwa makanan yang halal tidak hanya dilihat dari zatnya saja, tetapi juga cara memperolehnya. Makanan yang zatnya halal, tetapi didapat dengan cara yang haram, menjadi haram juga. Misal, ayam goreng yang halal dimakan, jika didapat dengan cara mengambil bekal temannya saat makan siang di sekolah, menjadi haram. Dengan cara ini, anak juga dididik sedari dini untuk mendapatkan rezeki dengan cara yang halal selalu. Dengan begitu, bibit-bibit korupsi dan tindak kejahatan menyangkut harta lain dengan cara ini sesungguhnya sudah dilibas mulai dari akarnya.
8. Mengenalkan makanan halal melalui kegiatan makan bersama.
Cara lain yang cukup efektif mengenalkan makanan halal kepada anak-anak adalah saat makan bersama. Sebelum acara makan dimulai, ajaklah anak-anak mengamati makanan masing-masing. Selain dari kandungan gizinya dan manfaatnya untuk pertumbuhan anak, jelaskan juga sisi kehalalan. Tanamkan rasa syukur dengan makanan yang sudah tersedia, sekaligus juga ajarkan tentang adab makan dan minum sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw.: membaca doa sebelum makan, menggunakan tangan kanan, tidak berbicara saat makan, tidak mencela makanan dan sebagainya.
9. Menunjukkan makanan haram melalui tivi.
Mengenalkan makanan haram kepada anak, selain bisa dilakukan secara langsung juga dapat melalui media, misalnya televisi. Di film-film biasanya terdapat adegan orang yang mabuk karena meminum minuman beralkohol. Sampaikan bahwa khamr (minuman beralkohol) haram diminum. (Lihat: QS al-Maidah [5]: 90).
10. Mengikuti perkembangan info halal.
Ada majalah khusus yang dikeluarkan POM MUI yang bisa kita dapat. Kita juga biasa mengakses langsung melalui internet. Dengan begitu, kita tidak akan tertinggal informasi tentang perkembangan makanan halal, sekaligus kita akan lebih mudah dalam mencari produk halal. Ajaklah anak-anak untuk turut memperhatikan atau membaca media itu. Akan lebih menyenangkan jika anak juga sekali waktu diajak untuk surfing di internet untuk mengetahui makanan yang halal.
Wallâhu a‘lam biash-shawâb. []