Tanya Jawab

Soal Jawab: Penolakan Bapak atas Pekerjaan yang Ditawarkan kepada Anaknya

بسم الله الرحمن الرحيم

Rangkaian Jawaban asy-Syaikh al-‘Alim Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah Amir Hizbut Tahrir atas Pertanyaan di Akun Facebook Beliau

Jawaban Pertanyaan: Penolakan Bapak atas Pekerjaan yang Ditawarkan kepada Anaknya

Kepada Z.G

 

Pertanyaan:

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Aku ingin bertanya tentang masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang ditawarkan kepadaku, akan tetapi bapakku menolak berdasarkan sudut pandangnya bahwa masyarakat ini adalah rusak dan bahwa kewajibannya sebagai bapak menjaga putrinya dan membentenginya dari perkara-perkara keji yang diedarkan oleh beberapa individu masyarakat.

Adapun tentang konteks pekerjaan, itu adalah menjadi pemandu dan melayani anak-anak usia sembilan tahun. Pemanduannya tentang al-Quds, dinding-dindingnya, masjid-masjidnya dan semua hal yang berkaitan dengannya. Saya akan bekerja dengan rekan kerja perempuan. Akan tetapi bapakku memberitahu bahwa masalah itu tidak akan berhenti pada aktivitas personal dengan rekan kerja perempuan itu. Bapakku memberitahu bahwa masalah-masalahnya akan berkembang ke derivasi-derivasi lain yang tidak kita perlukan. Sesuai pengetahuanku dan yang ditawarkan kepadaku untuk aku kerjakan bahwa aku akan berurusan dengan rekan kerja perempuan itu. Sedangkan bapakku tetap berkeras menolak pekerjaan itu pada tingkat aku merasa perlu perjuangan tersendiri untuk bisa terjun dalam pengalaman itu. Bapakku memberitahu bahwa aktivitas apapun dari sisi itu tidak bisa diterima sebelum tegaknya daulah al-Khilafah dan adanya pemimpin yang melindunginya. Lalu bagaimana pandangan Anda??

 

Jawab:

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Sungguh, yang lebih utama adalah menaati bapak Anda. Dia sebenarnya menyukai kebersihan dan kejernihan untuk Anda…

Pekerjaan Anda sebagai pemandu untuk anak-anak tentang al-Quds adalah mubah jika terbatas pada masalah tersebut. Akan tetapi, lembaga yang Anda akan bekerja dengannya, bisa jadi tidak hanya membatasi pekerjaan di situ pada anak-anak (tidak hanya memandu anak-anak saja). Akan tetapi lembaga itu akan meminta aktivitas-aktivitas berikutnya yang di dalamnya ada ikhtilath atau semacamnya. Tampaknya bapak Anda mengawatirkan hal itu. Bagaimanapun juga, sungguh tak diragukan, Anda mengetahui bahwa para sahabat ridhwanullah ‘alayhim, laki-laki maupun perempuan, mereka menjauhi sebagian jenis kemubahan yang dekat dari debu keharaman, sehingga mereka tidak terjatuh di dalam keharaman.

Ringkasnya, usahakan saling memahami dengan bapak Anda. Jika ia merasa yakin bahwa pekerjaan ini tidak bercampur dengan debu keharamanan dan hatinya tenteram bahwa lembaga yang Anda akan bekerja di situ akan komitmen agar tidak berada dalam aktivitas ikhtilath, akan tetapi hanya terbatas pada memandu anak-anak. Jika bapak Anda merasa tenteram dengan itu maka itu baik. Adapun jika dia tidak setuju, maka taati bapak Anda hingga jikalau pekerjaan itu mubah dan murni akan tetapi bapak Anda tidak menghendaki Anda keluar untuk melaksanakan pekerjaan di situ, maka taatilah dia dan Anda mendapat pahala dan ganjaran. Allah SWT telah mengaitkan ibadah kepadaNya dengan berbuat baik kepada ibu bapak. Dan diantara perbuatan baik kepada keduanya adalah menaati keduanya dalam hal yang merupakan kebaikan. Allah SWT berfirman:

﴿وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا﴾

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (TQS al-Isra’ [17]: 23)

 

Imam Ahmad meriwayatkan di dalam Musnad-nya dari Abdullah bin Amru, ia berkata:

إِنَّ أَبِي شَكَانِي إِلَى رَسُولِ اللهِ r فَقَالَ: «أَطِعْ أَبَاكَ مَا دَامَ حَيًّا، وَلَا تَعْصِهِ»

“Bapakku mengadukanku kepada Rasulullah saw, maka Rasululullah saw bersabda: “taati bapakmu selama dia hidup dan jangan engkau bermaksiat kepadanya.”

 

Saudaramu

Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah

20 Shafar 1435 H

23 Desember 2013 M

http://www.hizb-ut-tahrir.info/info/index.php/contents/entry_31904

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close