Tanya Jawab
Apa di Balik Berbagai Ledakan Yang Dialami Turki?
بسم الله الرحمن الرحيم
Jawab Soal
Apa di Balik Berbagai Ledakan Yang Dialami Turki?
Pertanyaan:
Pada Sabtu, 17/12/2016 terjadi ledakan bom … “Sebanyak 13 orang tentara tewas pada hari Sabtu dan 48 orang lainnya terluka, termasuk warga sipil, dalam sebuah ledakan bom mobil di dekat Universitas Erciyes, yang terletak di negara bagian Kayseri, Turki tengah. Hal itu menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh angkatan bersenjata Turki …” (situs CNN Arabic, 17/12/2016). Pada malam Sabtu lalu, 10/12/2016 telah terjadi dua ledakan bom di dekat stadion klub Besiktas pusat kota Istambul yang mengakibatkan 38 orang tewas, dimana 30 orang diantaranya polisi, dan jumlah korban tewas akhirnya naik menjadi 44 orang. Organisasi yang disebut “Elang Kebebasan Kurdistan –Shaqûr Hurriyatu Kurdistân-” mengaku bertanggung jawab atas dua ledakan sebelumnya itu. Apakah organisasi itu juga ada di balik ledakan bom saat ini? Apa latar belakang organisasi ini? Apa motif di balik berbagai pengeboman ini? Semoga Allah memberi Anda balasan yang lebih baik.
Jawab:
- Mengenai ledakan bom Istambul pada 10/12/2016, hal itu diakui oleh organisasi Elang Kebebasan Kurdistan seperti yang ada dalam pengumuman organisasi itu:
Kelompok Elang Kebebasan Kurdistan (TAK) yang berasal dari Partai Buruh Kurdistan (PKK) pada hari Ahad mengumumkan bertanggung jawab atas dua pemboman di luar sebuah stadion sepak bola di kota Istambul Turki, yang menewaskan 38 orang dan melukai 155 orang … Dalam sebuah pernyataan di situsnya kelompok tersebut, yang juga mengklaim bertanggung jawab atas serangan-serangan lainnya di Turki tahun ini, mengatakan bahwa kelompok ini yang melakukan dua serangan pada Sabtu malam tersebut… Kedua pemboman itu menciptakan kejutan di negara yang masih berusaha untuk pulih dari kudeta yang gagal dan beberapa pemboman sejak awal tahun … Pada Sabtu terjadi serangan-serangan di dekat stadion Vodafone milik klub sepakbola Besiktas sekitar dua jam setelah berakhir pertandingan di stadion tersebut. Tampaknya serangan itu menargetkan aparat polisi …” (Ankara-Reuters, 11 Desember 2016). Kemudian angka tersebut meningkat: “Jumlah korban tewas dari dua pengeboman Istambul, yang terjadi pada Sabtu menjadi setidaknya 44 orang tewas. Hal itu menurut angka yang dilansir oleh Kementerian Kesehatan dan dilaporkan oleh media massa Turki. Menteri Kesehatan Recep Okdag di depan parlemen di Ankara menyatakan, “sangat menyakitkan kita kehilangan 36 orang personel polisi kita dan 8 warga sipil dalam serangan berdarah tersebut …” (London: Ash-Sharq al-Awsath on line, Senin, 12 Desember 2016).
- Adapun pemboman pada tanggal 17/12/2016 belum ada pihak manapun yang mengaku melakukannya sampai saat ini. Akan tetapi para pejabat Turki mengatakan dalam pernyataan mereka bahwa pemboman (hari ini) menyerupai pemboman Sabtu lalu, 10/12/2016: “Dalam konteks yang sama, Numan Kurtulmus Wakil Perdana Menteri Turki mengatakan bahwa materi yang digunakan dalam serangan bom mobil terhadap sebuah bus yang membawa tentara di luar pergeseran tugas mereka di Kayseri di Turki tengah mirip dengan yang digunakan dalam dua pemboman Istambul pekan lalu. Kurtulmus membuat pernyataan itu dalam wawancara dengan stasiun televisi NTV. Tetapi tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan 13 orang dan melukai 55 orang lainnya itu…” (al-Arabiya.net, Sabtu, 17 Desember 2016 ). “Dari pihaknya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Partai Buruh Kurdistan (PKK) bertanggung jawab atas serangan itu. Erdogan menjelaskan dalam sebuah pernyataan bahwa “organisasi teroris separatis” bertanggungjawab atas serangan itu. Ia menunjuk pada adanya link semisal serangan itu dengan perkembangan di Irak dan Suriah. Presiden Turki menggunakan istilah “organisasi teroris separatis” berulang kali untuk merujuk pada Partai Buruh Kurdistan (PKK) yang dimasukkan oleh Amerika Serikat, Uni Eropa dan Turki dalam daftar organisasi teroris…” (al-Arabiya.net, Sabtu 17 Desember 2016).
Atas dasar itu, yang lebih rajih terkait dengan siapa yang melakukan pemboman pada tanggal 17/12/2016 dan dua pemboman pada 10/12/2016 adalah pelaku yang sama yakni Elang Kebebasan Kurdistan atau yang disebut “TAK”.
- Adapun latar belakang dan fakta organisasi ini, maka akan kami jelaskan setelah penjelasan perkembangan perubahan di Partai Buruh Kurdistan setelah Ocalan, pendirinya, ditangkap:
- Pasca penangkapan Ocalan di Nairobi ibukota Kenya pada tahun 1999 dibentuk sebuah komite beranggotakan enam orang untuk kepemimpinan Uni Komunitas Kurdistan (the Kurdistan Communities Union-KCK). KCK ini ditandai dengan komposisi sangat kompleks dibandingkan dengan partai-partai Kurdi di bagian lain Kurdistan. KCK ini secara praktis terbentuk dari empat partai besar yang dalam kerangkanya mencakup puluhan organisasi pemuda, organisasi pelajar, perempuan, sosial dan komite-komite pelayanan dan keamanan… Partai-partai ini antara lain: Partai Buruh Kurdistan (Partiya Karkeren Kurdistan-PKK) di Turki, Partai Uni Demokratik di Suriah, Partai Solusi Demokratik di Irak, Partai Kehidupan Bebas di Iran “PJAK”. Masing-masing partai ini memiliki kepemimpinan dan organisasi sendiri, akan tetapi pada akhirnya bergabung dalam kerangka Uni Komunitas Kurdistan (KCK) yang sejak “1999” dipimpin oleh Murat Karayilan.
- Partai Buruh Kurdistan selama kepemimpinan Murat Karayilan didominasi oleh pelunakan sikap terhadap Turki. Sejak penangkapan Abdullah Ocalan pada tahun 1999 tujuan dari Partai Buruh Kurdistan (PKK) menyusut dari menuntut kemerdekaan penuh untuk Kurdistan menjadi mendapat hak-hak budaya dan suatu bentuk pemerintahan otonom yang terbatas pada orang-orang Kurdi Turki. Yang demikian itu setelah kesepahaman yang tercapai antara pemerintah Turki dan Ocalan dengan perencanaan dari Amerika. Berikutnya, dampak dari hal itu terealisir ketenangan antara PKK dan pemerintah Turki …
- Hubungan antara Partai Buruh Kurdistan (PKK) dan pemerintah Turki pada masa Murat Karayilan terus berlanjut dengan suatu kelembutan dan ketenangan menurut apa yang dirancang oleh Amerika Serikat berupa langkah-langkah untuk menenangkan situasi antara pemerintah Turki dan orang-orang Kurdi. Berikutnya, berbagai sarana peredaan diantara kedua belah pihak terus berlanjut khususnya sejak akhir 2012:
Pada 16/12/2012: Ketua dinas intelijen Turki, “Hakan Fidan,” mengunjungi pulau Imrali dan bertemu dengan Abdullah Ocalan di sana.
Pada 9/12/2012: “Recep Tayyip Erdogan” di channel pemerintah trt mengumumkan telah melakukan pertemuan-pertemuan dengan Ocalan.
Pada 21/03/2013: telah dibacakan surat Abdullah Ocalan di depan orang banyak untuk menghidupkan kembali festival Niruz. Di dalam suratnya itu Ocalan menyerukan untuk meletakkan senjata dan memulai perjuangan politik. Ketika itu Ocalan mengatakan kalimat berikut: “telah tiba waktunya meletakkan senjata dan menarik elemen-elemen bersenjata ke luar wilayah Turki. Ini tidak berarti akhir dari konflik, melainkan ini berarti awal perjuangan dari jenis yang berbeda…”
“Amerika Serikat menyambut baik seruan pemimpin Partai Buruh Kurdistan (PKK) Abdullah Ocalan kemarin kepada pemberontak partai untuk “meletakkan senjata”. Amerika Serikat menyifatinya sebagai “langkah positif”. Pemerintah Turki juga menyambut baik seruan itu. Sementara itu, seruan tersebut membuat kaum nasionalis Turki tidak senang… Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Victoria Nuland mengatakan bahwa “pengumuman Ocalan atas penghentian tembak menembak bisa membantu mengakhiri “kekerasan tragis yang terus berlangsung sejak lebih dari tiga dekade di Turki”. Nuland menambahkan bahwa Amerika Serikat juga memuji “upaya berani yang dikerahkan oleh Pemerintah Turki dan semua pihak terkait untuk mencapai solusi damai yang akan memperkuat demokrasi di Turki…” (Al–Jazeera.net, 22/03/2013).
Pada 04/04/2013 dibentuk komite orang bijak yang terdiri dari 63 orang. Mereka mulai berkeliling di berbagai penjuru Turki untuk berdialog demi menyelesaikan masalah Kurdi dengan penyelesaian yang disepakati.
Pada 25/04/2013 Murat Karayilan salah seorang pemimpin Gunung Qandil mengumumkan di hadapan ratusan wartawan bahwa organisasi akan memulai proses menarik diri dari wilayah Turki pada 8 Mei 2013.
- Peredaan dan kelembutan ini berlangsung selama kepemimpinan Murat Karayilan. Kemudian masalah-masalahnya cenderung meningkat intensitasnya sejak kepemimpinan Cemil Bayik setelah Konferensi Kesembilan Partai Buruh Kurdistan (PKK) dan terpilihnya Cemil Bayik menggantikan Murat: “Konferensi Kesembilan Partai Buruh Kurdistan (PKK), diselenggarakan pada bulan Juli lalu di Qandil dengan diikuti 162 anggota. Dalam Konferensi itu terjadi beberapa perubahan dalam kepemimpinan partai. Bayik menggantikan Karayilan. Bayik unggul tiga suara dari Karayilan…” (situs Partai Demokratik Kurdistan, 06/11/2013).
Perubahan yang terjadi pada kepemimpinan komite itu dalam pandangan beberapa lingkungan Kurdi dan Turki sebagai bentuk kudeta politik terhadap tahapan sebelumnya. Di mana terpilih komite kepemimpinan baru seluruhnya yang terdiri dari enam orang (tiga orang laki-laki dan tiga orang perempuan), yang dipimpin oleh pemimpin senior Cemil Bayik. Dapat dikatakan bahwa perubahan yang terjadi pada kepemimpinan partai selama konferensi tersebut membentuk putaran baru dalam strategi partai tersebut, baik pada tingkat terpilihnya kepemimpinan baru secara penuh, atau pada tingkat kebijakan yang harus diikuti pada tahap berikutnya … Kejadian-kejadian setelahnya menunjukkan kebijakan itu:
Pada 5 Juli 2013: “Bayik” salah seorang pemimpin militer organisasi Partai Buruh Kurdistan (PKK) di pegunungan Qandil terpilih dan bersamaya “Bese Hozat” untuk memimpin Uni Komunitas Kurdistan (the Kurdistan Communities Union-KCK).
Pada 31 Juli 2013: Cemil Bayik membuat pernyataan kepada radio BBC. Dalam pernyataannya itu ia menegaskan bahwa organisasi akan menghentikan proses penarikan diri jika pemerintah Turki tidak mengambil tindakan konkret sampai 1 September mendatang. Tidak cukup hanya itu, bahkan Bayik menyampaikan peringatan yang meliputi kembalinya elemen-elemen yang ditarik itu kembali ke wilayah Turki.
Pada 19 Agustus 2013: Cemil Bayik menginformasikan bahwa dalam kasus dimana proses rekonsiliasi nasional gagal, maka situasi keamanan di dalam negeri Turki akan memburuk bahkan lebih dari sebelumnya.
Pada 9 September 2013: Uni Komunitas Kurdistan (the Kurdistan Communities Union-KCK) mengumumkan bahwa penarikan elemen-elemen organisasi Partai Buruh Kurdistan (PKK) dari wilayah Turki telah berhenti secara total.
Pada 3 Desember 2013: Cemil Bayik menyampaikan pidato seputar perkembangan terbaru di Turki. Dalam pidatonya ia mengatakan: “Jika situasi terus seperti ini, maka pasti meletus perang di Turki. Pemerintah Turki telah mengabaikan Kami kesempatan untuk mencapai tuntutan kami sampai musim semi mendatang. Jika tuntutan ini tercapai dari pemerintah Turki, maka masalah akan diselesaikan melalui perdamaian (konsiliasi). Jika syarat-syarat kami tidak diterima, maka kami tidak mungkin terus seperti ini dengan Turki”.
Pada 20 Desember 2014: Cemil Bayik mengatakan: “peletakan senjata dinilai sebagai kematian bagi mereka”.
Pada 12 Juni 2015: Ketua Partai Rakyat Demokratik, “Selahattin Demirtas” mengatakan bahwa organisasi Partai Buruh Kurdistan (PKK) mungkin untuk meletakkan senjata berdasarkan seruan pemimpinnya, “Abdullah Ocalan.” Uni Komunitas Kurdistan (the Kurdistan Communities Union-KCK) membantahnya dengan mengatakan: “semua orang harus menyadari fakta berikut, yaitu bahwa masalah ditinggalkannya pergolakan bersenjata melawan negara Turki, benar-benar terserah kami dan tidak ada seorang pun yang memiliki hak untuk mengungkapkan pendapat dalam masalah ini. Semua orang juga harus tahu bahwa Partai Rakyat Demokratik tidak mewakili sayap politik kami. Berikutnya, pemimpin Partai Rakyat Demokratik tidak bisa meminta kami untuk meninggalkan senjata, dan kami tidak percaya bahwa pemimpin kami “Abdullah Ocalan” akan meminta kami meletakkan senjata di bawah syarat-syarat dan kondisi saat ini …
“Kami juga ingin memberitahu semua orang bahwa keputusan kami untuk tidak meletakkan senjata, tidak boleh dinilai sebagai penolakan terhadap permintaan Ocalan dan kami tidak dalam proses menghalangi aktivitas politik Partai Rakyat Demokratik”.
Pada 12/07/2015 Uni Komunitas Kurdistan (the Kurdistan Communities Union-KCK), pada hari Ahad, mengumumkan bahwa gencatan senjata yang ditandatangani dengan Turki sejak 2012 telah berakhir. Justifikasi hal itu “pembangunan bendungan oleh negara Turki dan dan situs-situs militer” … Hal itu datang dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kepemimpinan bersama Majelis Eksekutif Uni Komunitas Kurdistan (the Kurdistan Communities Union-KCK) yang mengatakan: negara Turki melanggar syarat-syarat gencatan senjata … (ARA NEWS, 7/12/2016).
Pada 14/07/2015 salah seorang pemimpin Uni Komunitas Kurdistan (the Kurdistan Communities Union-KCK) “Bese Hozat” menulis artikel yang dimuat di surat kabar “Özgür Gündem” dengan judul “Tahap berikutnya, tahap perang, yang akan dilakukan oleh rakyat pemberontak di Turki.”
E- Dari apa yang dipaparkan sebelumnya jelaslah bahwa Partai Buruh Kurdistan (PKK) pada Murat lebih dekat kepada garis AS dengan melaksanakan kesepakatan model Amerika untuk peredaan antara Partai Buruh Kurdistan (PKK) dan Pemerintah Turki, dan bahwa periode itu telah dipuncaki dengan diikatnya kesepakatan damai di antara mereka pada Maret 2013 … Selama periode itu komplain dari sebagian orang Kurdi menyebabkan perpecahan dan protes…Suasana peredaan pada masa Murat Karayilan (1999 – 2013) telah membuat marah sebagian orang Kurdi karena mereka melihat beberapa pemberian konsesi… Dalam suasana ini, organisasi Elang Kebebasan Kurdistan atau yang disebut TAK memisahkan diri dari Partai Buruh Kurdistan (PKK) pada tahun 2004. Sejak didirikan pada tahun 1993 organisasi ini terkait dengan PKK. Dan sekarang, organisasi ini beroperasi secara independen seperti yang dia katakan. Organisasi TAK menekankan bahwa organisasi independen dan tidak punya hubungan dengan siapapun. Mereka memperkenalkan diri bahwa mereka adalah “pasukan gerilya –quwât fidâ`iyah-” dari sisi struktural. Tujuan dasarnya adalah menghancurkan infrastruktur militer pasukan Turki dan menghancurkan sektor pariwisata … Operasi pertama Elang Kebebasan Kurdistan pada tahun 2005, menargetkan bus turis, yang menewaskan lima orang dan melukai 20 orang lainnya. Seperti di Turki, sejak tahun 2008 organisasi “TAK” dianggap sebagai organisasi teroris oleh Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, dan masuk dalam daftar organisasi teroris asing. Uni Eropa juga menganggapnya sebagai partai teroris …
F- Setelah perubahan yang terjadi di pemilihan Konferensi Kesembilan dan datangnya kepemimpinan Cemil Bayik pada Juli 2013, Partai Buruh cenderung ke garis Inggris menargetkan Erdogan dan pemerintahannya dengan aksi-aksi fisik berupa pemboman dan pembunuhan … Dan hal itu tercermin kuat pada aksi-aksi Elang Kebebasan Kurdistan (TAK), terutama selama setahun ini. Atmosfer yang ada memudahkan Elang Kebebasan Kurdistan menggandakan aksi-aksi mereka melawan pasukan keamanan Turki. Oleh karena itu, aksi-aksi Elang Kebebasan Kurdistan meningkat pesat dalam periode ini. Untuk menyoroti operasi-operasi itu sejak akhir tahun lalu kemudian selama tahun ini dimana makin memanas sampai aksi paling akhir pada 17/12/2016 kita bisa mencatat masalah ini dengan jelas:
Pada Desember 2015 – bandara internasional Sabiha Gokcen di Istambul dijadikan target serangan dengan roket menyebabkan seorang karyawan wanita tewas.
Pada Februari 2016 – ledakan bom mobil di Ankara yang menewaskan 28 orang, sebagian besar adalah tentara.
Pada Maret 2016 – ledakan sebuah bom mobil di Ankara yang menyebabkan seorang tewas dan melukai puluhan orang.
Pada Juni 2016 – ledakan bom mobil di distrik Vezneciler di Istambul yang menewaskan 11 orang dan melukai 35 orang, sebagian besarnya personel polisi.
Pada Oktober 2016 – ledakan sepeda motor di distrik Yenibosna di Istambul yang melukai 10 orang.
Pada November 2016 – ledakan sebuah bom mobil di pintu gerbang provinsi Adana Turki selatan, menewaskan dua warga sipil dan melukai puluhan orang lainnya.
Pada 10 Desember 2016 pemboman ganda di distrik Besiktas, menewaskan 44 orang, sebagian besar adalah polisi dan melukai sekitar 200 orang.
Pada 17 Desember 2016 – pemboman “pada Sabtu, sebanyak 13 orang tentara tewas dan 48 orang lainnya terluka, termasuk diantaranya warga sipil, dalam ledakan bom mobil di dekat Universitas Erciyes, terletak di provinsi Kayseri, Turki tengah, demikian menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh angkatan bersenjata Turki … Dan mengutip dari sumber-sumber keamanan “bom mobil meledak di dekat pintu masuk Universitas Erciyes, di samping sebuah bus yang membawa personil militer keluar untuk menghabiskan libur akhir pekan”. “Tim polisi dan ambulans bergegas ke tempat kejadian. Insiden itu mengakibatkan korban tewas dan luka-luka. Para korban dibawa ke rumah sakit di provinsi tersebut di tengah langkah-langkah keamanan yang ketat …“ (situs CNN Arabic, 17/12/2016).
G- Dengan mempelajari semua yang telah disebutkan di atas menjadi jelas bagi kita latar belakang politik Elang Kebebasan Kurdistan, yaitu sebagai berikut:
Cemil Bayik pada 20/12/2014 mengumumkan, “peletakan senjata dinilai sebagai kematian bagi mereka”. Setelah itu Partai Buruh Kurdistan (PKK) yang dipimpin oleh Bayik segera bertidak keras dan mencapai puncaknya pada 12/07/2015 dimana Uni Komunitas Kurdistan (the Kurdistan Communities Union-KCK) yang dipimpin oleh Bayik mengumumkan berakhirnya gencatan senjata dengan pemerintah Erdogan… Secara paralel, Organisasi Elang Kebebasan Kurdistan (TAK) melakukan aksi-aksi fisik terhadap kepentingan-kepentingan vital pemerintah Turki dan khususnya keamanan sampai terjadi dua aksi pada 10/12/2016 dan 17/12/2016.
Ini berarti bahwa yang lebih rajih tentang latar belakang Elang bahwa mereka selaras dengan garis Bayik yang saat ini dekat dari garis Eropa, khususnya Inggris, melawan pemerintahan Erdogan yang loyal kepada Amerika.
H- Hal itu ditegaskan bahwa Bayik salah seorang pendiri Partai Buruh Kurdistan (PKK) mengatakan pada 15 Maret 2016 dalam pernyataannya kepada surat kabar Inggris The Times: “Kami ingin menggulingkan Erdogan dan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), sebab selama Erdogan dan partainya tidak jatuh, maka tidak akan ada demokrasi di negeri ini” … (BBC, 15/03/2016) …
Juga, ketua Partai Rakyat Republikan, seorang agen Inggris Kemal Kilicdaroglu mengatakan di depan Konferensi ke-72 Sidang Umum the Union Chambers and Commodity Exchanges Turki (TOBB) di ibukota Ankara, ia mengatakan, “Apa sistem presidensial ini? Satu orang akan berbicara dan seluruh Turki diam… Sistem presidensial ini tidak dapat diterapkan di negara ini tanpa pertumpahan darah” (www.tna24.com, 13/05/2016) …
I- Dari semua itu menjadi jelas bahwa orang-orang di balik pemboman paling akhir di Istambul adalah Inggris. Adapun motif di balik hal itu maka tidak keluar dari hal-hal berikut:
Menciptakan keadaan tidak stabil bagi rezim yang pro-Amerika di Turki kelanjutan dari ekor kudeta terakhir yang dilakukan oleh agen-agen Inggris. Mereka tidak diragukan lagi menyadari bahwa tidak mudah mengubah rezim ini di Turki sebab Erdogan menciptakan pilar-pilar yang kuat untuk Amerika di Turki. Akan tetapi mereka bisa mempengaruhi kekacauan dan ketidakstabilan yang jika berulang maka dapat melemahkan pilar-pilar rezim …
Ini dari satu sisi, dan dari sisi lain, sistem parlemen di Turki didirikan oleh Inggris melalui tangan agennya Mustafa Kemal setelah menghancurkan Khilafah pada tahun 1924. Itu berarti bahwa Inggris adalah bapak spiritual dari sistem parlemen di Turki. Oleh karenanya, Erdogan dan Amerika di belakangnya, ingin menutup pintu ini selamanya dengan mengubah sistem parlementer menjadi sistem presidensial dan memberikan presiden kekuasaan lebih. Sebaliknya Inggris tidak menginginkan sistem presidensial ini… Telah disebutkan sebelumnya bahwa ketua Partai Rakyat Republikan, seorang agen Inggris, Kilicdaroglu menyatakan bahwa sistem presidensial ini tidak dapat diterapkan di negara ini tanpa pertumpahan darah. “Surat kabar harian “Sabah” Turki menulis dengan judul, “itu menghina Dewan, rakyat dan politik”. Hal itu mengacu pada pernyataan-pernyataan ketua Partai Rakyat Republikan, “Kilicdaroglu”. Di dalamnya ia mengatakan: “Anda tidak bisa menerapkan sistem presidensial tanpa pertumpahan darah” …” (Turkiya Post, 13/05/2016).
Ringkasnya, bahwa Inggris ingin dengan berbagai aksi pembunuhan dan pemboman yang dilakukan oleh orang-orang yang loyal padanya termasuk diantaranya Elang Kebebasan Kurdistan (TAK), Inggris ingin melempar dua burung dengan satu batu: menciptakan ketidakstabilan di rezim Turki yang pro Amerika, dan pada saat yang sama, dengan kuat menghadapi upaya Erdogan untuk mendeklarasikan sistem presidensial menggantikan sistem parlementer. Adapun apa yang diduga bahwa tindakan-tindakan itu akan menuntun kepada wilayah pemerintahan otonom, maka perkara tersebut jauh kemungkinannya, setidaknya dalam jangka waktu yang bisa dilihat.
- Pada penutup, sungguh benar-benar menyakitkan, darah kaum Muslim mengalir bukan demi Islam dan Umat Islam akan tetapi untuk tercapainya kepentingan-kepentingan penjajah kafir… Meski demikian, umat ini adalah umat terbaik, akan bangkit kembali dengan ijin Allah setelah tertidur dan berdiri kembali setelah duduk. Sejarah mutakhir umat ini mengatakan hal itu. Siapa yang memprediksi, Umat Islam setelah diserang oleh Tentara Salib lalu Tatar dan mereka menghancurkan ibukota Khilafah di Baghdad, dan mereka mengubah air sungai Tigris dari jernih bening menjadi warna merah kehitaman karena banyaknya darah campur tinta manuskrip yang ditumpahkan ke sungai tersebut, siapa yang memprediksi bahwa umat itu setelah kodisi itu bangkit kembali dan membebaskan Konstantinopel? Siapa yang memprediksi itu? Akan tetapi, demi Allah, tokoh-tokoh tidak akan tidur terhadap ketidakadilan dan mereka tidak akan bungkam terhadap kezaliman sampai mereka meletakkan perkara-perkara dengan benar di tempatnya masing-masing dan mengembalikan Khilafah Rasyidah ke tempatnya. Lisan hal mereka mengatakan.
﴿مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُم مَّن قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُم مَّن يَنتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا﴾
“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya)” (TQS al-Ahzab [33]: 23).
Dan sungguh benar:
﴿إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا﴾
“Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu” (TQS ath-Thalaq [65]: 3).
21 Rabiul Awal 1438 H
20 Desember 2016 M
http://hizb-ut-tahrir.info/ar/index.php/ameer/political-questions/41144.html#sthash.9ly55N88.dpuf