Tanya Jawab
Soal Jawab Seputar Penggunaan Lafazh Wazir dan Wuzarah di Daulah al-Islamiyah
Rangkaian Jawaban asy-Syaikh al-‘Alim Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah Amir Hizbut Tahrir terhadap Pertanyaan di Akun Facebook Beliau
Jawaban Pertanyaan Seputar Penggunaan Lafazh Wazir dan Wuzarah di Daulah al-Islamiyah
Kepada Tamer al-Jabuh
Pertanyaan:
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Apakah boleh menggunakan lafazh wazîr di ad-daulah al-islamiyah padahal lafazh ini memiliki fakta dalam sitem kapitalisme?
Jawab:
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Ada perbedaan antara konsepsi wazir dan wuzarah dalam Islam dengan konsepsi kedua lafazh tersebut dalam sistem demokrasi. Makna yang dimaksudkan oleh (demokrasi) untuk makna wazir dan wuzarah adalah makna yang dominan pada masyarakat, dan jika disebutkan lafazh tersebut maka benak tidak akan berpaling kecuali kepada makna demokrasi itu. Karena itu dan untuk menolak kerancuan serta untuk menentukan makna syar’iy itu sendiri dan bukan yang lain, maka tidak dibenarkan disebutkan kata mu’awin khalifah lafazh dengan wazir dan wuzarah secara mutlak tanpa pembatasan. Akan tetapi, digunakan lafazh mu’awin dan itu adalah makna yang hakiki. Atau diberikan batasan bersama lafah wazir atau wuzarah yang mengalihkan makna demokrasi dan menentukan makna Islami saja seperti dikatakan wazir tafwidh …
Saudaramu
Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah
27 Dzulhijjah 1434
01 November 2013
http://www.hizb-ut-tahrir.info/info/index.php/contents/entry_30496