Tanya Jawab
Akal, Idrak atau al-Fikru
Soal:
Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuhu.
Syaikhuna al-jalil: perbedaan anatara pendapat awal dan informasi awal dalam metode berpikir. Perlu diketahui bahwa al-fikru atau al-idrâk atau al-‘aqlu tidak sempurna kecuali dengan empat penyusunnya: fakta, indera, informasi awal dan otak yang mampu mengaitkan. Apa perbedaan antara pendapat awal dan infirmasi awal yang berkaitan dengan penafsiran fakta?
[Atmani Atmani Atmani]
Jawab:
Wa’alaikumussalam wa rahmatullah wa barakatuhu.
1- Sebagaimana yang ada di pertanyaan, akal atau al-idrâk atau al-fikru adalah pemindahan fakta melalui indera ke otak dan informasi awal, dengannya fakta ini ditafsirkan … Artinya bahwa proses pemikiran tidak sempurna sampai empat unsur itu terpenuhi: fakta, penginderaan terhadap fakta (indera), otak yang mampu mengaitkan, informasi awal tentang fakta atau yang berkaitan dengannya ….
2- Dan sehingga ada pemikiran pada manusia di atas muka bumi ini, maka Allah SWT membekali Adam as dengan informasi awal yang menafsirkan fakta-fakta yang terjadi di atas muka bumi yang menjadi obyek pemikiran. Dinyatakan di asy-Syakhshiyyah juz iii:
[Adapun firman Allah SWT:
﴿وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا﴾
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya” (TQS al-Baqarah [2]: 31).
Yang dimaksudkan adalah nama-nama sesuatu bukan bahasa. Artinya, Allah SWT mengajarkan kepada Adam hakikat-hakikat nama-nama dan karakteristik-karakteristiknya, yakni Allah memberinya informasi yang dia gunakan untuk menghukumi sesuatu. Sebab penginderaan fakta saja tidak cukup untuk memutuskan atasnya dan memahami hakikatnya, tetapi harus ada informasi awal yang dengannya fakta tersebut ditafsirkan. Jadi Allah SWT mengajarkan kepada Adam as nama-nama sesuatu dan memberinya informasi yang dengannya dia bisa memutuskan atas sesuatu yang dia indera …]. selesai.
3- Dan karenanya, tumbuh pemikiran-pemikiran dan berturut-turut terus tumbuh sejak pemikiran pertama terjadi dengan pembekalan oleh Allah kepada Adam dengan informasi awal dan berikutnya dia menggunakannya dalam menafsirkan fakta yang menjadi obyek pemikian bersama dengan dua unsur lainnya yang ada bersama-sama (otak dan indera). Kehidupan terus berlangsung dipenuhi dengan upaya-upaya pemikiran yang luas … Begitulah, pemahaman yang benar terhadap tatacara terjadinya proses berpikir yang pertama pada manusia akan mengantarkan secara pasti kepada keimanan kepada Allah SWT. Oleh karena itu, gerakan orang kafir yang mengingkari adanya Pencipta mendefinisikan akal atau al-fikru dengan menggugurkan informasi awal! Padahal al-fikru tentang fakta tidak mungkin terjadi tanpa informasi awal yang menafsirkan fakta tersebut, dan ini mu’lumun bi adh-dharurah. Tetapi, gerakan orang kafir seperti orang-orang komunisme, mereka mengingkari informasi awal sehingga tidak menuntun mereka kepada keimanan kepada al-Khaliq yang membekali Adam as dengan informasi awal untuk membuat pemikiran pertama di kehidupan ini dan berikutnya berturut-turut terus menerus diikuti oleh proses berpikir lainnya. Hal itu karena penginderaan fakta bersama otak tidak menghasilkan pemikiran tanpa adanya informasi awal untuk menafsirkan fakta yang menjadi obyek berpikir. Penginderaan fakta dan penambahan dan pengulangan penginderaan jutaan kali dengan beragam jenis penginderaan, tidak lain darinya harus diperoleh penginderaan saja, dan tidak terjadi proses berpikir sema sekali. Tetapi harus ada informasi awal pada manusia, yang dengannya dia menafsirkan fakta yang dia indera sehingga diperoleh pemikiran, dan berikutnya diikuti pemikiran berturut-turut, khususnya pemikiran pertama, menuntun kepada keimanan kepada Allah SWT yang membekali Adam as dengan informasi-informasi awal …
4- Ini tentang informasi awal. Adapun pendapat awal maka itu adalah hukum awal terhadap fakta yang dikeluarkan oleh manusia, kadang kala dengan melakukan aktifitas berpikir dan hukumnya atas fakta tersebut, dan kadang kala dengan menerima hukum-hukum itu dari orang lain melalui penerimaan langsung (pengajaran) atau membaca … dsb. Jadi pendapat awal adalah pemikiran tentang fakta.
5- Begitulah, perbedaan antara informasi awal dan pendapat awal bisa diringkas dalam dua perbedaan utama:
Pertama, pendapat awal adalah pemikiran awal pada manusia yang itu merupakan hukum atas fakta yang dibahasnya, secara integral atau pun parsial. Adapun informasi awal maka itu adalah apa yang dengannya memungkinkan penafsiran fakta tanpa hukum atas fakta, melainkan hanya untuk menafsirkannya. Dan informasi awal itu merupakan bagian dari faktor berpikir yang berpikir itu tidak terjadi tanpanya.
Kedua: pendapat awal adalah hukum awal tentang fakta yang ingin dipikirkan. Hal itu untuk mengadakan hukum yang benar dalam pandangan orang yang berpikir itu. Oleh karena itu, pendapat awal tidak sah digunakan dalam proses berpikir. Yang digunakan adalah informasi awal saja disertai tidak adanya pendapat awal pada proses berpikir dan tidak ada intervensi pendapat awal itu. Pendapat awal itu jika digunakan maka dapat menyebabkan kekeliruan dalam pemahaman. Sebab kadang kala pendapat awal mendominasi informasi dan menafsirkannya dengan tafsir yang keliru sehingga terjadi kekeliruan dalam pemahaman. Oleh karena itu, harus diperhatikan perbedaan antara pendapat awal dengan informasi awal, dan hanya informasi awal saja yang digunakan dan pendapat awal dijauhkan dari fakta yang ingin dibahas … Dinyatakan di buku at-Tafkîr halaman 21-23: (hanya saja wajib dibedakan dalam definisinya antara pendapat awal tentang sesuatu dengan informasi awal tentang sesuatu atau apa yang berkaitan dengannya. Yang harus ada dalam metode berpikir bukan adanya pendapat-pendapat awal tentang fakta, melainkan adanya informasi-informasi awal tentang fakta atau hal-hal yang berkaitan dengannya. Oleh karena itu, yang harus ada adalah informasi awal, bukan pendapat awal …).
6- Berikut ini dua contoh untuk menjelaskan apa yang disebutkan di atas:
a- Jika Anda beri seorang manusia, sesiapapun, sebuah buku berbahasa Syria, dan dia tidak punya informasi berkaitan dengan bahasa Syria, dan kita buat inderanya mengindera tulisan itu, dengan melihat, meraba, dan penginderaan itu diulang jutaan kali, maka tidak mungkin dia mengetahui satu kata hingga diberikan kepadanya informasi awal tentang bahasa Syria dan apa yang berkaitan dengan bahasa Syria. Ketika itu dia mulai berpikir tentangnya dan memahaminya. Tidak dikatakan bahwa ini khusus dengan bahasa, dan bahwa bahasa itu buatan manusia sehingga memerlukan informasi tentangnya. Tidak dikatakan hal itu. Sebab masalahnya adalah aktifitas berpikir, dan aktifitas berpikir adalah akal, baik dalam menetapkan hukum atau dalam memahami dalalah, atau memahami hakikat. Aktifitas berpikir merupakan aktifitas yang satu (sama) pada segala hal ….
b- Jika Anda ingin membahas pada masalah politik untuk mencapai pendapat yang tepat (shawâb) tentangnya, contoh masalah intervensi Turki dalam peristiwa di Libya dan pengiriman tentara bayaran dan dukungan kepada as-Saraj dan Pemerintahan Rekonsiliasi dengan senjata dan informasi … Di situ sudah ada pendapat awal bahwa dukungan Erdogan kepada pasukan Pemerintahan Rekonsiliasi adalah disebabkan kecintaannya kepada kaum Muslim dan perhatiannya terhadap warga Libya dan karena dia mendukung gerakan-gerakan islami bersenjata dan memberikan dukungan kepadanya …. dsb. Pendapat awal ini merupakan hukum atas masalah yang ingin Anda bahas, bukan informasi awal tentangnya saja. Dan keshahihan pembahasan menuntut Anda melepaskan diri dari pendapat awal ini dan Anda kaji masalah tersebut dalam bukti-bukti politik yang tersedia dengan kajian yang obyektif … dan berikutnya Anda bisa sampai kepada pendapat yang tepat (shawâb) dalam masalah tersebut.
Saya berharap di dalam penjelasan ini ada kecukupan, wallâh a’lam wa ahkam.
Saudaramu Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah
04 Ramadhan 1442 H
16 April 2021 M
http://www.hizb-ut-tahrir.info/ar/index.php/ameer-hizb/ameer-cmo-site/74936.html
https://web.facebook.com/HT.AtaabuAlrashtah/posts/2905665073012831