Tanya Jawab
Pendorong-pendorong Pergolakan Antar Negara
بسم الله الرحمن الرحيم
Silsilah Jawaban asy-Syaikh al-‘Alim Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah Amir Hizbut Tahrir atas Pertanyaan di Akun Facebook Beliau “Fikriyah”
Jawaban Pertanyaan: Pendorong-Pendorong Pergolakan Antar Negara
Kepada Ahmad Fua Fuad
Pertanyaan:
Bismillâhi ar-Rahmâni ar-Rahîm. Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuhu… Di dalam buku Mafâhîm Siyâsiyah pada topik “Dawâfi’ ash-Shirâ’ bayna ad-Duwal –Motif-Motif Pergolakan Antar Negara-“ halaman 54 paragraf pertama baris pertama dinyatakan: “pergolakan internasional sejak lahirnya sejarah hingga hari Kiamat tidak akan keluar dari salah satu diantara dua motif: kadang berupa motif cinta kepeminpinan dan kebanggan, dan kadang berupa motif mengejar keuntungan-keuntungan materi.” Kemudian di halaman yang sama pada paragraf sebelum terakhir baris 15 dinyatakan: “motif pergolakan antar negara yang paling berbahaya adalah motif imperialisme dengan semua bentuknya”. Pertanyaannya: pada paragraf pertama ada penentuan dan pembatasan motif pergolakan antar negara dengan dua motif saja tidak ada yang ketiga, yaitu ketika dikatakan “pergolakan internasional tidak keluar … dari satu dari dua motif”. Akan tetapi, pada paragraf kedua disebutkan motif ketiga yang tidak disebutkan di paragraf pertama, yaitu “imperialisme”. Pertanyaannya dengan cara lain: apakah motif pergolakan internasional itu ada dua atau tiga? Sebab orang yang membaca dua paragraf itu memperhatikan adanya kontradiksi dan perbedaan diantara keduanya, sebab bagaimana mungkin mengkompromikan diantara keduanya? Sebab seandainya motif pergolakan internasional itu ada dua lalu kenapa disebutkan motif ketiga yang baru yaitu imperialisme?
Jawab:
Wa’alaikumussalam wa rahmatullah wa barakatuhu.
Tidak ada kontradiksi antara apa yang ada di buku Mafâhîm Siyâsiyah halaman 54 dalam pengantarnya bahwa motif pergolakan internasional terbatas pada dua motif saja yaitu motif cinta kepemimpinan dan kebanggaan dan motif mengejar keuntungan materi. Ini tidak bertentangan dengan apa yang ada di halaman yang sama setelah ungkapan itu bahwa motif imperialisme dengan semua bentuknya merupakan motif pergolakan antara negara yang paling berbahaya. Hal itu dikarenakan motif imperialisme itu terderivasi di bawah motif mengejar keuntungan materi. Sebab imperialisme adalah motode ideologi kapitalisme dalam mencapai keuntungan-keuntungan dengan standar mereka yaitu “manfaat”. Ini berarti bahwa imperialisme itu kembali (merujuk) kepada motif yang disebutkan sebelumnya yaitu motif mengejar keuntungan-keuntungan materi, dan imperialisme itu bukan motif yang baru selain kedua motif yang disebutkan di awal halaman. Seandainya Anda mengkajinya secara mendalam niscaya Anda menemukan bahwa buku tersebut juga menyebutkan perkara lain yang bisa diduga sebagai motif yang lain… tetapi teks itu merujukkannya ke motif cinta kepemimpinan dan kebanggaan. Pada halaman yang sama disebutkan sebagai berikut:
(Adapun motif membatasi pertumbuhan kekuatan negara lain, seperti yang terjadi pada negara-negara melawan Napoleon, dan seperti yang terjadi dengan negara-negara melawan daulah islamiyah, dan seperti yang terjadi dengan negara-negara melawan Jerman yang nazi, maka sesungguhnya itu masuk di dalam (motif) cinta kepemimpinan, sebab itu adalah menghadapi kepemimpinan pihak lain) selesai.
Sebagaimana motif membatasi pertumbuhan kekuatan negara lain tidak dinilai sebagai motif diluar dua motif yang disebutkan, maka demikian pula motif mengejar keuntungan-keuntungan materi tidak dinilai sebagai motif yang keluar dari dua motif yang disebutkan. Sebab dua motif itu adalah motif utama yang dibawahnya terderivasi perkara-perkara lain yang punya hubungan.
Saudaramu Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah
17 Muharram 1436
10/11/2014
http://www.hizb-ut-tahrir.info/info/index.php/contents/entry_41282