Perkataan Ulama

KEWAJIBAN KHILAFAH TIDAK AKAN DISIA-SIAKAN OLEH ALLAH عز وجل

Al-Qadhi ‘Iyadh Al-Maliki (W. 544 H)

Dalam kitab beliau Ikmâl al-Mu’lim bi-Fawâ`id Muslim (Syarh Shahîh Muslim) menyebutkan:

وقوله《 إن الله لا يضيع دينه ولا خلافته 》حجة لما وقع عليه إجماع المسلمين من إقامة خلافة لهم. وسيأتي الكلام على هذا في كتاب الإمارة إن شاء الله.

“Perkataan beliau (khalifah Umar -penj.): ‘Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan agamaNya dan tidak pula khilafahNya’ merupakan hujjah bagi perkara yang telah disepakati oleh umat Islam, yaitu berupa syari’at mengangkat seorang khalifah bagi mereka. Akan datang pembahasannya di bab al-imârah, in syâAllâh.”¹
Di bagian lain sebagaimana ditunjukkan, beliau berkata:

وفيه أنه لابد من إقامة خليفة. وهذا أيضا مما أجمع المسلمون عليه بعد النبي صلى الله عليه وسلم وفي سائر الأعصار. خلافا للأصم. حتى ذهب بعض الناس إلى أن ذلك واجب عقلا، إذ صلاح الناس في رجوع أمرهم إلى واحد يقيم أمورهم. وأن في تركهم فوضى مختلفي الآراء فساد دينهم ودنياهم لاختلاف الآراء وتضاد المقاصد، وهذا خطأ إذ لا يوجب العقل شيئا ولا يحسنه ولا يقبحه إلا بحكم العادة لا بالأمر القطعي.

“Hadits tersebut (hadits Ibnu ‘Umar tentang istikhlaf -penj.) merupakan dalil akan keharusan mewujudkan seorang khalifah. Hal ini juga merupakan perkara yang telah disepakati oleh umat Islam sepeninggal Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan berlanjut di setiap masa. Berbeda dengan Al-Asham. Hingga sebagian orang berpendapat bahwa itu hanya wajib secara akal semata, sebab kemaslahatan umat itu ketika ada seorang pemelihara atas urusan mereka yang menjadi rujukan, dan bahwa membiarkan umat tanpa pemimpin sedangkan pandangan mereka berbeda-beda akan menyebabkan kerusakan agama dan dunia sekaligus akibat silang pendapat dan kepentingan. Ini adalah pendapat keliru, karena akal tidak dapat menentukan hukum wajibnya sesuatu, juga tidak dapat menghukumi baik-buruknya sesuatu tersebut kecuali sebatas berdasarkan tradisi, bukan berdasarkan kepastian.”²
_________
¹Abu al-Fadhal, ‘Iyadh bin Musa bin ‘Iyadh. 1998. Ikmâl al-Mu’lim bi-Fawâ`id Muslim (Syarh Shahîh Muslim). (Mesir: Dar al-Wafa’) vol 2 hlm 501
²Ibid. vol 6 hlm 220
_________
Fawaid:
• Mengangkat Khalifah adalah ajaran Islam yang telah disepakati umat Islam terdahulu.
• Perjuangan menegakkan khilafah adalah aktifitas mulia karena bertujuan menegakkan syariat Allah, sehingga tidak akan disia-siakan olehNya.
• Wajibnya khilafah tidak sekedar berdasarkan akal melainkan berdasarkan syara’, sehingga akan berdampak pada pahala dan dosa di akhirat.
• Standar perbuatan manusia adalah hukum syara, demikian pula penentu baik dan buruk. Maka meskipun sama-sama mewajibkan/mengharuskan namun jika dasarnya akal, maka tidak dapat dibenarkan.

 

Ustadz Azizi Fathoni

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close