Tanya Jawab

Kenapa Rasul saw Tidak Meminta Nushrah dari Quraisy?

Soal:

Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuhu.

Untuk penjelasan pertanyaan: apakah tidak adanya permintaan Rasul saw atas nushrah dari Quraisy karena tidak adanya kelayakan mereka pada pokoknya untuk itu atau hanya karena mereka menolak Islam dan yang saya maksudkan adalah para pemimpin Mekah? Jika masalahnya demikian, bukankah Rasul saw meminta nushrah dari penduduk Yatsrib padahal para komandan dan pemimpin di Yatsrib belum masuk Islam dan tidak memberikan nushrah!! Saya mohon penjelasan? Semoga Allah melimpahkan keberkahan kepada Anda dan semoga Allah memberi Anda pahala atas setiap kebaikan.[Ra`id al-Harsy Abu Mu’adz]

 

Jawab;

Berkaitan tidak adanya permintaan nushrah dari Quraisy di Mekah, maka masalahnya sebagai berikut:

[Dahulu Rasul saw menyeru ahlul quwah yang mampu melakukan perubahan atas masyarakat jahiliyah kepada Islam. Pertama-tama Beliau menyeru mereka kepada Islam … Jika mereka masuk Islam dan menjawab seruan dakwah Beliau, setelah itu Beliau meminta nushrah mereka … Para pemimpin Quraisy di Mekah yang mampu melakukan perubahan, mereka tidak menerima Islam. Oleh karena itu, Rasul saw tidak meminta nushrah mereka. Tetapi Rasul saw mencukupkan dengan dakwah kepada Islam di Mekah. Dan karena tidak adanya jawaban ahlul quwah dari mereka kepada Islam, maka dari mereka tidak diminta nushrah … Saya sebutkan berikutnya ini dari sirah, bagaimana hal itu terjadi:

Pertama, dari sirah Ibnu Hisyam:

1- [(… dan kaum Beliau, paling keras penyelisihan dan perpecahan kepada agama Beliau kecuali sejumlah kecil orang-orang lemah yakni orang-orang yang beriman. Maka Rasul saw menawarkan diri beliau di musim-musim haji jika kabilah-kabilah Arab berkunjung ke Baitul Haram beliau menyeru mereka kepada Allah dan memberitahu mereka bahwa beliau adalah nabi yang diutus dan beliau meminta mereka agar membenarkan beliau dan melindungi beliau sehingga beliau dapat menjelaskan (kepada mereka) apa yang Allah mengutus beliau dengannya …

Ibnu Ishaq berkata: Husain bin Abdullah bin Ubaidullah bin ‘Abbas telah menceritakan kepadaku, dia berkata: “aku mendengar Rabi’ah bin ‘Abbad, bapakku telah menceritakan kepadanya, dia berkata: “aku adalah seorang anak muda bersama bapakku di Mina, dan Rasulullah saw berdiri di tempat-tempat tinggal kabilah-kabilah arab. Beliau berkata: “ya Bani Fulan sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian, Dia menyuruh kalian untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun, dan agar kalian mencampakkan apa yang kalian sembah selain Dia dari sekutu-sekutu ini dan agar kalian beriman kepadaku, membenarkan aku dan melindungiku sehingga aku dapat menjelaskan tentang apa yang dengannya Allah mengutusku …).

2- Ibnu Ishaq berkata: “az-Zuhri telah menceritakan kepadaku bahwa Rasul saw mendatangi Bani ‘Amir bin Sha’sha`ah dan beliau menyeru mereka kepada Allah ‘azza wa jalla dan menawarkan diri beliau kepada mereka. Seorang dari mereka -dipanggil Baiharah bin Firas, Ibnu Hisyam berkata: Firas bin Abdullah bin Salamah (al-Khayriy) bin Qusyair bin Ka’ab bin Rabi’ah bin ‘Amir bin Sha’sha`ah berkata-: “demi Allah jika aku mengambil pemuda dari Quraisy ini, niscaya orang arab memakanku”. Kemudian dia berkata: “bagaimana pandanganmu jika kamu membaiatmu atas perkaramu kemudian Allah memenangkanmu terhadap orang-orang yang menyelesihimu, apakah perkara itu menjadi milik kami sesudahmu?” Rasul saw bersabda: “perkara (kekuasaan) kepada Allah, Dia letakkan menurut kehendaknya”. Dia (az-Zuhri) berkata: “maka Dia (Baiharah bin Firas) berkata kepada Rasul saw: “apakah leher-leher kami dijadikan sasaran untuk orang arab untuk melindungimu dan jika Allah memenangkanmu, perkara (kekuasaan) untuk selain kami, kami tidak butuh dengan urusanmu …

3- Ibnu Ishaq berkata: “Rasulullah saw terus melakukan hal itu dari perkara beliau, setiap kali orang-orang berkumpul di musim haji. Beliau mendatangi mereka menyeru kabilah-kabilah kepada Allah dan kepada Islam dan beliau menawarkan diri beliau kepada mereka dan apa yang beliau bawa dari Allah berupa petunjuk dan rahmat. Dan Beliau tidak lah mendengar orang yang datang ke Mekah dari kalangan orang Arab yang memiliki nama dan kemuliaan kecuali Beliau mendatanginya dan menyerunya kepada Allah dan menawarkan apa yang ada pada beliau kepadanya).

Sebagaimana Anda lihat, Rasul saw pertama-tama menyeru para pemilik kekuatan kepada Islam. Jika dia menjawab seruan Beliau, Beliau meminta nushrahnya.]

Kedua: dari Sirah Ibnu Katsir:

1- [ … [Dia (Ali bin Abiy Thalib) berkata: “kemudian kami berhenti ke majelis yang memiliki ketenteraman dan kestabilan, dan jika para syaikh mereka memiliki ukuran-ukuran dan lembaga. Maka Abu Bakar maju dan menyampaikan salam -Ali berkata: “Abu bakar terdepan dalam segala kebaikan- dan Abu Bakar berkata kepada mereka: “dari kaum siapakah?” Mereka berkata: “dari Bani Syaiban bin Tsa’labah.

Abu Bakar menoleh kepada Rasulullah saw dan berkata; “demi bapak dan ibumu, tidak ada setelah mereka kemuliaan di kaum mereka”.

Dan dalam satu riwayat; “tidak ada di belakang mereka udzur dari kaum mereka, dan mereka orang pilihan di kaum mereka dan mereka orang-orang pilihan”.

Di kaum itu ada yang bernama Mafruq bin Amru, Hani’ bin Qabishah, al-Mutsanna bin Haritsah, dan an-Nu’man bin Syuraik. Yang paling dekat kepada Abu Bakar dari mereka adalah Mafruq bin Amru. Mafruq bin Amru lebih unggul dalam penjelasan dan lisan atas mereka. Dia punya dua jalinan rambut yang jatuh di dadanya. Dia yang paling dekat duduknya dengan Abu Bakar.

Abu Bakar berkata kepadanya: “bagaimana jumlah kalian?” Dia berkata kepada Abu Bakar: “kami lebih dari seribu dan seribu bukanlah kecil”. Abu Bakar berkata kepadanya: “bagaimana kekuatan kalian?” Dia berkata: “kami harus bersungguh-sungguh dan tiap kaum punya kemuliaan”. Abu Bakar berkata: “bagaimana perang antara kalian dan musuh kalian?” Mafruq berkata: “kami paling keras dalam pertempuran ketika kami marah, dan kami mengutamakan kuda terhadap anak-anak, senjata terhadap asupan, dan pertolongan itu berasal dari Allah, kadang kami menang dan kadang kami kalah”

Mungkin engkau adalah saudara Quraisy?” Abu Bakar berkata: “jika telah sampai kepada kalian bahwa Dia adalah utusan Allah, maka itulah beliau” …

Mafruq berkata: “telah sampai kepada kami bahwa dia menyebutkan hal itu, lalu kepada apa engkau menyeru hai suadara Quraisy?” Kemudian dia menoleh kepada Rasulullah, maka Beliau pun duduk dan Abu Bakar berdiri menaungi Beliau dengan pakaiannya. Beliau saw bersabda:

«أَدْعُوكُمْ إِلَى شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ، وَأَنْ تؤوونى وَتَنْصُرُونِي حَتَّى أُؤَدِّيَ عَنِ اللَّهِ الَّذِي أَمَرَنِي بِهِ، فَإِنَّ قُرَيْشًا قَدْ تَظَاهَرَتْ عَلَى أَمْرِ اللَّهِ، وَكَذَّبَتْ رَسُولَهُ، وَاسْتَغْنَتْ بِالْبَاطِلِ عَنِ الْحَقِّ، وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ»…

Aku menyeru kalian kepada kesaksian bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah semata, tidak ada sekutu untuk-Nya dan bahwa aku adalah utusan Allah, dan agar kalian mendukung dan menolongku sampai aku tunaikan dari Allah yang Dia perintahkan kepadaku, sebab Quraisy telah menentang perintah Allah, mendustakan utusan-Nya dan memilih kebatilan dengan meninggalkan kebenaran, dan Allah adalah Mahakaya lagi Maha terpuji “ …

Dia (Mafruq) berkata kepada Beliau: “dan kepada apa lagi engkau menyeru ya saudara Quraisy? Maka Rasulullah saw membaca:

قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُم مِّنْ إِمْلَاقٍ نَّحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ وَلَا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar”. Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya). (TQS al-An’am [6]: 151).

 

Maka Mafruq berkata kepada beliau: “dan kepada apa lagi engkau menyeru ya saudara Quraisy? Demi Allah, ini bukan berasal dari ucapan penduduk bumi. Seandainya berasal dari ucapan mereka niscaya kami mengetahuinya”. Maka Rasulullah saw membaca:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran” (TQS an-Nahl [16]: 90).

Mafruq berkata kepada beliau: “engkau, demi Allah ya saudara Quraisy menyeru kepada akhlak yang mulia dan perbuatan yang indah, dan sungguh telah lemah akalnya kaum yang mendustakanmu dan melawanmu”.

Seolah dia suka agar Hani’ bin Qabishah ikut serta dengannya dalam percakapan. Dia (Mafruq) berkata; “dan ini Hani’ bin Qabishah syaikh kami dan pemilik agama kami”. Hani’ pun berkata kepada beliau: “aku telah mendengar ucapanmu ya saudara Quraisy dan aku benarkan ucapanmu, dan sungguh aku berpandangan untuk meninggalkan agama kami dan mengikuti kamu di atas agamamu untuk majelis yang engkau duduk kepada kami yang tidak ada awal dan akhir, kami tidak berpikir pada perkaramu dan kami memperhatikan akibat apa yang engkau serukan, kekeliruan dalam pandangan, kecerobohan dalam pikiran dan kurangnya pertimbangan tentang akibat. Tidak lain kekeliruan itu bersama ketergesaan, dan di belakang kami ada kaum yang kami tidak suka mengikat perjanjian terhadap mereka. Tetapi kembalilah dan kami juga kembali, engkau pertimbangkan dan kami mempertimbangkan”. Dan seolah dia ingin al-Mutsanna bin Haritsah agar ikut serta dalam pembicaraan. Dia (Hani’) berkata: “ini adalah al-Mutsanna syaikh kami dan pemilik pendapat perang kami”. Al-Mutsanna pun berkata: “aku telah mendengar ucapanmu dan aku menilai baik ucapanmu ya saudara Quraisy, Dan apa yang engkau bicarakan membuatku takjub. Dan jawabannya adalah jawaban Hani’ bin Qabishah. Dan kami tinggalkan agama kami dan kami mengikutimu untuk majelis yang engkau duduk kepada kami. Tidak lain kami berada di antara sharyayn (dua sharâ), yang satu al-Yamamah dan yang lain as-Samâwah**. Maka Rasulullah saw bersabda kepadanya: “apa ash-sharyân ini?” Al-Mutsanna berkata kepada beliau: “yang pertama dan barisan daratan tanah arab dan yang lain adalah tanah persia dan sungai Kisra. Tidak lain kami berdiam di atas perjanjian yang diambil terhadap kami oleh Kisra agar kami tidak membuat perkara dan tidak membantu orang yang membuat perkara. Dan mungkin perkara yang engkau seru kami kepadanya termasuk apa yang tidak disukai oleh para raja. Adapun apa yang mengikuti negeri Arab maka dosa pelakunya diampuni dan alasannya diterima. Adapun apa yang mengikuti negeri Persia maka dosa pelakunya tidak diampuni dan alasannya tidak diterima. Maka jika engkau ingin kami menolongmu dan melindungimu dari apa yang mengikuti arab maka kami lakukan”.

Maka Rasulullah saw bersabda kepadanya:

«مَا أَسَأْتُمُ الرَّدَّ إِذْ أَفْصَحْتُمْ بِالصِّدْقِ، إِنَّهُ لَا يَقُوْمُ بِدِيْنِ اللهِ إِلَّا مَنْ حَاطَهُ مِنْ جَمِيْعِ جَوَانِبِهِ»

“Engkau tidak buruk dalam menolak sebab engkau menjelaskan dengan jujur. Sesungguhnya tidak ada yang menegakkan agama Allah kecuali orang yang melingkupinya dari segala sisinya”…].

** Lisan al-‘Arab 19/192: tidak lain kami berada di ash-sharyayni al-Yamâmah wa as-Samâwah, keduanya adalah bentuk dua dari sharâ, yaitu semua air yang terkumpul.

2- Dia berkata: [kemudian kami pergi ke majelis al-Aws dan al-Khazzraj. Tidaklah kami bangkit sampai mereka membaiat Nabi saw.

Ali bin Abiy Thalib berkata; “mereka orang-orang yang jujur lagi sabar. Maka Rasulullah saw senang karena pengetahuan Abu Bakar ra dengan nasab mereka.

Dia berkata: “Rasulullah saw tidak berdiam lama sampai beliau keluar kepada para shahabat beliau dan bersabda kepada mereka:

«اَحْمَدُوْا اللهَ كَثِيْرًا، فَقَدْ ظَفَرَتْ الْيَوْمَ أَبْنَاءُ رَبِيْعَةَ بِأَهْلِ فَارِسٍ، قَتَلُوْا مُلُوْكَهُمْ وَاِسْتَبَاحُوْا عَسْكَرَهُمْ وَبِيْ نُصِرُوْا»

“Banyaklah kalian memuji Allah. Hari ini anak-anak Rabi’ah menang terhadap penduduk Persia. Mereka membunuh raja-raja penduduk Persia dan menguasai kemah mereka dan denganku mereka ditolong”.

Dia (Ibnu Katsir) berkata: peristiwa itu di Qaraqar di dekat Dzi Qar … Ini adalah hadis sangat gharib. Kami tuliskan karena di dalamnya ada tanda-tanda kenabian, akhak yang terpuji, keutamaan dan kefasihan bahasa arab. Ini juga ada dari jalur lain. Dan di dalamnya bahwa mereka ketika memerangi Persia dan bertemu dengan mereka di Qaraqar, tempat di dekat Eufrat, mereka menjadikan slogan mereka adalah nama Muhammad saw sehingga mereka ditolong menang atas Persia karena itu. Dan setelah itu mereka masuk Islam.

Imam Muhammad bin Umar al-Waqidi telah meneliti kabilah-kabilah itu satu persatu dan dia menyebutkan Nabi saw menawarkan diri beliau kepada Bani ‘Amir, Ghasan, Bani Fazarah, Bani Murah, Bani Hanifah, Banu Sulaim, Bani ‘Abs, Bani Nahdr bin Hawazin, Bani Tsa’labah bin ‘Ukabah, Kindah, Kilab, Bani al-Harits bin Ka’ab, Bani ‘Udzrah, Qais bin al-Hathim dan selain mereka. Dan kontek beritanya panjang. Kami telah sebutkan dari hal itu satu bagian yang layak, dan segala puji dan karunia milik Allah. Imam Ahmad berkata; “telah menceritakan kepada kami Aswad bin ‘Amir, telah memberitahu kami Israil, dari Utsman yakni Ibnu al-Mughirah, dari Salim bin Abiy al-Ja’di, dari jabir bin Abdullah, dia berkata:

كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يَعْرِضُ نَفْسَهُ عَلَى النَّاسِ بِالْمَوْقِفِ “أَيُّ بِعَرَفَةٍ”، فيَقُوْلُ: «هَلْ مِنْ رَجُلٍ يَحْمِلُنِيْ إِلَى قَوْمِهِ فَإِنَّ قُرَيْشًا قَدْ مَنَعُوْنِيْ أَنْ أُبَلِّغُ كَلَامَ رَبِّىْ عَزَّ وَجَلَّ؟»

“Nabi saw menyodorkan diri beliau kepada orang-orang di tempat “yakni di Arafah”. Beliau berkata: “apakah ada orang yang membawaku kepada kaumnya, karena sesungguhnya Quraisy telah menghalangiku untuk menyampaikan kalam Rabbku azza wa jalla”.]

Dan jelas dari semua ini bahwa Rasul saw tidak meminta nushrah dari seorang pun kecuali setelah menyerunya kepada Islam. Jika dia tidak menjawab untuk masuk Islam, beliau tidak meminta nushrahnya. Dan para pemimpin Quraisy tidak menjawab untuk masuk Islam sehingga Rasul saw tidak meminta nushrah mereka.

 

Saudaramu Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah

 

26 Jumada al-Ula 1443 H

30 Desember 2021 M

 

https://www.hizb-ut-tahrir.info/ar/index.php/ameer-hizb/ameer-cmo-site/79521.html

https://www.facebook.com/HT.AtaabuAlrashtah/posts/3096419807270689

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close