Tanya Jawab

Jawab Soal: KTT Turki Rusia

بسم الله الرحمن الرحيم

Jawab Soal

KTT Turki Rusia

 

Pertanyaan:

Presiden Turki Erdogan mengunjungi Rusia pada 9/8/2016. Sementara “pembalasan” upaya kudeta yang gagal di Turki belum berhenti sama sekali. Lalu kenapa ada percepatan ini? Kemudian apa tujuan dari kunjungan itu khususnya bahwa perwakilan luar negeri, militer dan intelijen juga telah mengunjungi Rusia? Apakah kunjungan ini ada hubungannya dengan krisis Suriah? Atau kunjungan ini untuk “mereparasi” hubungan Turki Rusia setelah krisis ditembakjatuhnya pesawat Rusia? Semoga Allah memberi Anda balasan yang lebih baik.

Jawab:

Untuk mengetahui sebab-sebab percepatan tersebut dan tujuan dari kunjungan itu kami paparkan perkara-perkara berikut:

  1. Pembicaraan tentang kunjungan tersebut telah terjadi sebelum upaya kudeta pada 15/7/2016. Pada asalnya diputuskan digelar KTT antara kedua presiden, selama KTT G20 yang diselenggarakan di China pada bulan September 2016. Akan tetapi penyelenggaraan KTT di antara kedua presiden, presiden Rusia Putin dan presiden Turki Erdogan, dipercepat untuk dilakukan pada bulan Agustus. Sebab, Amerika punya konsern untuk mempercepat masuknya Turki dalam garis rekonsiliasi sebagai alat efektif setelah alat-alat lainnya (Iran, Rusia dan lainnya) gagal. Menteri luar negeri Turki mengumumkan disegerakannya KTT antara kedua presiden dan bahwa KTT itu akan diadakan para bulan Agustus di Rusia. “Kantor berita Interfax menisbatkan pernyataan kepada menteri luar negeri Turki bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dan presiden Turki Racep Tayyib Erdogan akan bertemu pada bulan Agustus di Sochi… (al-‘arabiya.net, 2/7/2016). Masalah kunjungan tersebut telah dibahas dalam kerangka suasana “perdamaian” agar Turki menjalankan peran dalam menyelesaikan krisis Suriah sesuai politik Amerika. Kami telah menjelaskan hal itu dalam Jawab Soal yang kami keluarkan tanggal 14/7/2016. Kami katakan: (Dari peran Turki sekarang, Amerika menginginkan tekanan dengan kuat terhadap oposisi Suriah untuk mengembalikannya ke road map Jenewa dan solusi damai… Dan ancaman berlepas diri dari oposisi Suriah jika oposisi Suriah menolak bergabung untuk jalannya negosiasi, dengan jalan menampakkan kerjasama Turki Rusia: “Menteri luar negeri Rusia mengatakan: “kami berharap dilakukannya komunikasi antara militer Rusia dan militer Turki tentang Suriah” (al-arabiya.net, 2/7/2016) … Dan Turki tidak lagi menentang intervensi Rusia di Suriah… Tidak dijauhkan kemungkinan dalam hal uslub tekanan dan sarana politik, Turki akan berlebihan sampai ke sarana militer dengan dalih memerangi teroris ISIS, dan ISIS tidak dipisahkan dan tidak dibedakan dari oposisi besenjata lainnya. Itu artinya dalih yang sama yang digunakan oleh Rusia ketika membombardir oposisi! Pernyataan menteri luar negeri Rusia tentang komunikasi antara militer Rusia dan militer Turki menunjukkan kemungkinan ini…) Dan juga kami katakan, (Obama ingin bekerja seperti yang dilakukan oleh demokrat pendahulunya, Clinton. Dahulu Clinton pada tahun terakhir pemerintahannya mengerahkan segenap usaha untuk mengumpulkan PLO dan Yahudi dalam solusi negosiatif yang tegas untuk isu Palestina. Meskipun dia gagal dalam hal itu namun ia mampu mengumpulkan Abu Ammar dan Ehud Barak… dan sekarang Obama mengerahkan segenap usaha menghimpun oposisi dan rezim Suriah dalam solusi negosiatif dengan rezim agar dikatakan bahwa dia telah melakukan kerja yang bisa disebut di akhir pemerintahannya. Perbedaan antara usaha Clinton dan usaha Obama bahwa usaha Clinton dahulu usahanya tampak menonjol di depan para agennya, akan tetapi Obama bekerja dengan agen-agen dan alat-alatnya… sementara upayanya sendiri bersembunyi di belakang mereka! Amerika pada masa Obama menampakkan makin meningkat bersandar kepada para pengikut. Setelah memanfaatkan Iran dan kelompoknya, lalu Rusia, Amerika tetap menemui jalan buntu di Suriah, maka Amerika menginstruksikan kepada Erdogan untuk berdamai dengan Rusia… Setelah intervensi Iran dan Rusia sampai ke jalan buntu di Suriah, Amerika bersegera mendorong Turki ke samping Iran dan Rusia untuk menjaga pengaruh Amerika di Suriah dan menghancurkan kondisi islami revolusi Suriah… Begitulah, Rusia yang membombardir Suriah siang dan malam, akhirnya Rusia dan Turki menjadi bekerjsama tolong-menolong untuk perang terhadap “teroris” di Suriah. Pembicaraan diantara mereka terjadi dalam “suasana penuh keramahan”. Bahkan menteri luar negeri Rusia meminta dilakukan komunikasi antara militer Rusia dan militer Turki tentang Suriah!!…) selesai kutipan dari jawaban kami sebelumnya tertanggal 14/7/2016.
  2. Saat itu diprediksi peran Turki akan dipercepat. Hanya saja upaya kudeta yang dilakukan oleh para perwira kemalis yang loyal kepada Inggris membekukan peran Turki itu dan menyibukkan rezim Turki dengan problem-problem dalam negeri. Pembekuan peran ini mungkin saja terus berlanjut sampai Turki akhirnya telah lapang dari pembalasan gangguan kudeta yang gagal itu seperti yang dikatakan oleh Erdogan. Akan tetapi apa yang terjadi pada awal Agustus 2016 berupa kampanye orang-orang yang berevolusi untuk mematahkan pengepungan dari Alepo dan keberhasilan mereka dalam batas tertentu, membuat Amerika memanfaatkan kampanye ini untuk mempercepat peran Turki dan berikutnya terjadilah kunjungan ke Rusia dan normalisasi hubungan dengan Rusia serta bertolak untuk solusi politik Amerika dengan peran Turki yang efektif… Amerika ingin kampanye yang kuat ini dari orang-orang yang melakukan revolusi ini mendatangkan buahnya. Maka bukannya menjadi pembuka kemenangan, Amerika menjadikannya sebagai pembuka negosiasi. Amerika menjadikannya sebagai bahan yang diusung oleh Turki untuk mempromosikan negosiasi seimbang yang disebutkan oleh Erdogan dengan anggapan dari Erdogan bahwa Turki dengan berbagai sarananya yang beragam bisa membuat berbagai pihak, dalam sisa masa pemerintahan Obama yang terbatas, berkumpul untuk solusi negosiatif Amerika memanfaatkan negosiasi yang seimbang! “Presiden Turki Racep Tayyib Erdogan hari ini meminta diselenggarakannya pertemuan regional untuk Suriah. Hal itu disampaikan dalam pernyataannya selama wawancara yang panjang dengan al-Jazeera Chanel yang disiarkan pada Sabtu sore… Erdogan menambahkan bahwa situasi di Alepo menyedihkan akan tetapi oposisi mengembalikan kesimbangan di detik-detik akhir” (as-Suriahh.net, al-khalij al-Jadid, 6/8/2016).

Begitulah, kunjungan itu dilakukan. Percepatan dari Obama untuk Erdogan dengan tujuan untuk melakukan kerja menghimpun pihak-pihak itu dalam meja negosiasi baru yang “keempat” yang bisa digunakan Obama untuk menutup masa pemerintahannya. Putaran inilah yang diisyaratkan oleh menteri luar negeri Turki: “Istanbul “Reuters” – menteri luar negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada Jumat bahwa wajib dilanjutkan kembali pembicaraan tentang masa depan Suriah. Ia menyerukan putaran keempat dari pembicaraan damai Jenewa” (Reuters arabic, 6/8/2016)… Begitulah kunjungan dan KTT itu…

  1. KTT ini merupakan langkah penutup untuk jalannya normalisasi hubungan Rusia dengan Turki setelah krisis besar yang menimpa hubungan keduanya pasca ditembakjatuhnya pesawat tempur Rusia. Jalannya normalisasi ini dikeluarkan dengan potret yang menghinakan untuk Turki. Sebagai ketundukan kepada syarat-syarat Putin, Erdogan meminta maaf atas ditembak-jatuhnya pesawat tempur Rusia pada 27/6/2016. Erdogan pada 29/6/2016 segera mengontak presiden Rusia dalam suasana yang sangat ramah. Hal itu diikuti oleh menlu Turki yang menggelar pertemuan dengan menlu Rusia Lavrof pada 1/7/2016 di kota Sochi Rusia. Dalam pertemuan itu, keduanya mendiskusikan tanggal penyelenggaraan KTT Putin Erdogan di St. Petersburgh. Kemudian menlu Turki memberi isyarat kemungkinan memberi keempatan Rusia menggunakan pangkalan militer di Turki untuk melaksanakan pembomannya di Suriah. Keruntuhan berturut-turut dalam sikap Turki terhadap Rusia ini bukan disebabkan penderitaan Turki akibat sanksi-sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh Rusia terhadap Ankara. Akan tetapi hanya dikarenakan dalamnya kebuntuan Amerika di Suriah dan bahwa Amerika ingin mendorong Turki ke samping Rusia dan Iran untuk menyelesaikan krisis Suriah. Karena semua itulah, terjadi potret menghinakan untuk konsesi Turki kepada Rusia. Yakni disebabkan keterpautan Turki dengan Amerika dan implementasi Turki untuk politik Amerika. Inilah yang mendorong Turki bergerak …
  2. Erdogan bersikeras menyelesaikan kunjungan ke Rusia dan telah diprogram sebelum upaya kudeta yang gagal pada 15/7/2016. Hal itu meski dia sangat sibuk dengan situasi dalam negeri dan penyelesaiannya terhadap apa yang dia sifati sebagai “gempa” dan kekhawatirannya terhadap apa yang dia sifati sebagai “guncangan pukulan balik terhadapnya” serta permintaannya kepada publik di Turki dalam pertemuan massa di Istanbul pada Ahad 7/8/2016 untuk bertahan di lapangan umum sampai Rabu. Artinya sampai dia kembali dari Rusia karena takut pergerakan baru dari tentara yang loyal kepada Inggris. Demikian juga dia lakukan hal itu meski kejahatan brutal Rusia di Alepo makin meningkat… Akan tetapi meski semua itu Erdogan bersikeras menggelar pertemuannya dengan Putin dan tidak menundanya. Hal itu karena besarnya ambisi Erdogan dalam menutup lembaran lama dengan Rusia. Juga karena kuatnya dorongan dari Amerika kepada Turki untuk mengarah ke Rusia. Putin berbinar karena bersikerasnya Erdogan itu. Putin mengatakan, “presiden Turki menemukan kesempatan untuk berkunjung ke Rusia meski ada situasi sulit d Turki pasca upaya kudeta yang gagal pada malam tanggal 15 dan 16 Juli lalu” (Russia today, 9/8/2016).
  3. Jelas bahwa krisis Suriah merupakan topik rinci dalam KTT Erdogan Putin. Kedua presiden tidak membahas masalah krisis Suriah dalam pembicaraan yang diikuti oleh anggota delegasi, akan tetapi keduanya menunda pertemuan tentang Suriah sampai sore dengan diikuti oleh menteri luar negeri dan perwakilan intelijen untuk membahas jalan rekonsiliasi Suriah. Putin berkomentar atas pertemuan yang ditunggu itu: “kami akan bertukar informasi dan kami akan membahas tentang solusi”. Penundaan pertemuan khusus tentang Suriah ke sore hari dan dijauhkannya anggota delegasi dari pembicaraan itu, kecuali menlu dan intelijen, menunjukkan kerahasiaan dan sangat pentingnya apa yang dilakukan oleh kedua pihak untuk masalah Suriah. Dan menunjukkan bahwa setelah dihilangkan berbagai hambatan sebelumnya, hal itu menjadi agenda kedua pihak dan tuntutan Amerika untuk menghimpun berbagai pihak, rezim dan oposisi, di meja negosiasi sebagai penutup era Obama!
  4. Selama dan pasca KTT mulai tampak peran Turki dengan aktif:
  5. (Istanbul Reuters – Menteri luar negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada Jumat mengatakan bahwa wajib dilanjutkan kembali pembicaraan tentang masa depan Suriah, dan dia menyeru kepada putaran keempat pembicaraan Jenewa untuk perdamaian” (Reuters arabic, 5/8/2016).
  6. Presiden Turki Racep Tayyib Erdogan pada hari ini meminta diadakannya pertemuan regional untuk Suriah. Pernyataannya itu dinyatakan dalam wawancara panjang dengan Al-Jazeera chanel Qatar yang disiarkan pada hari Sabtu… Erdogan menambahkan bahwa situasi di Alepo menyedihkan akan tetapi oposisi bisa mengembalikan keseimbangan pada detik-detik terakhir” (as-Suriahh.net, al-Khalij al-Jadid, 6/8/2016).
  7. Kantor berita Rusia kemarin mengutip duta besar Turki untuk Rusia Umit Yardim yang mengatakan bahwa pemerintah Turki yakin bahwa kepemimpinan Suriah saat ini bisa ikut serta dalam pembicaraan yang diadakan untuk mengatasi krisis Suriah. Kantor berita Itar Tass menisbatkan kepada Yardim ucapannya, bahwa Ankara tidak menentang peran kepemimpinan Suriah saat ini dalam masa transisi politik (ash-Shabah, 12/8/2016).
  8. Adapun perdana menteri Turki, dia berlomba untuk topik solusi politik dengan rezim Suriah sejak dimulainya rekonsiliasi dengan Rusia menjelang kudeta. Al-Arabiyah.net pada 13/7/2016 mengutip dengan judul: tiba-tiba… Turki berbicara tentang “normalisasi” dengan rezim Suriah”. Perdana menteri Turki Ben Ali Yildirim menyatakan: “Ankara (Turki) – Reuters, perdana menteri Turki Ben Ali Yildirim pada hari Rabu mengatakan bahwa ia percaya normalisasi hubungan negaranya dengan Suriah” (al-Arabiyah.net, 13/7/2016). Demikian juga BBC mengutip: “perdana menteri Turki Ben Ali Yildirim mengatakan bahwa Turki berusaha mengembangkan hubugan yang baik dengan Suriah, dalam tahapan terbaru dari upayanya untuk memperbaiki hubungannya dengan tetangganya” (BBC arabic, 13/7/2016).
  9. Begitulah, Turki masuk dalam lumpur krisis Suriah dengan aktif, akan tetapi bukan untuk menolong dan menyelamatkan warga Suriah dari kebuasan Rusia dan Iran. Akan tetapi untuk bersama Rusia dan Iran dalam tripartit kejahatan yang mempermudah Rusia dan Iran dalam kejahatan keduanya dan menolong keduanya untuk mengimplementasikan solusi penyerahan diri ala Amerika melalui negosiasi dengan rezim diktator Syam… KTT yang mempertemukan Putin dan Erdogan semuanya adalah keburukan. Hasilnya, Turki menarik diri secara terbuka dari semua hal yang diklaimnya berupa dukungan kepada revolusi di Suriah. Bahkan penarikan diri itu sampai pada batas menteri luar negeri Turki mengatakan bahwa Rusia meminta dari Turki “koordinasi” di Suriah, yakni posisi-posisi pemberontak yang dikumpulkan oleh intelijen Turki agar Rusia bisa mengarahkan pemboman terhadapnya. Disebabkan desakan Amerika agar Rusia diberi apa yang diinginkannya, setelah KTT delegasi intelijen pergi dari Turki ke Moskow pada hari berikutnya setelah KTT, artinya segera setelah KTT.

Menteri luar negeri Turki menyatakan pada 10/8/2016 kepada kantor berita al-Anadul “bahwa cara pandang negaranya dan Rusia identik seputar pentingnya penghentian tembak menembak di Suriah, pemberian bantuan kemanusiaan dan penciptaan solusi politik. Dan bahwa mekanisme kerjasama yang kuat dengan Moskow di Suriah akan dibentuk untuk tujuan itu. Ia menambahkan bahwa direktur intelijen dan perwakilan dari kementerian luar negeri dan yang lain dari militer Turki akan membahas file-file ini di St. Petersburgh sore hari yang sama” (Al-Jazeera.net, 11/8/2016).

Dinyatakan di dalam pernyataan menteri luar negeri Turki, “penghentian tembak menembak di Suriah, pemberian bantuan kemanusiaan dan penciptaan solusi politik.” Hal itu merupakan sikap Amerika itu sendiri sekaligus apa yang diserukan oleh Rusia dan untuk itu Rusia berperang. Cepatnya pengiriman delegasi intelijen, militer dan kementerian luar negeri ke Moskow segera setelah Erdogan meninggalkan Moskow menunjukkan bahwa Turki menyempurnakan tulang rusuk tripartit Rusia Iran Turki! Deputi menteri luar negeri Iran menegaskan “bahwa kawasan memerlukan hubungan yang baik antara negaranya, Rusia dan Turki. Ibrahim Rahimpour meminta kerjasama baru di bawah formula “Turki-Rusia-Iran”. Ia menegaskan bahwa negaranya siap untuk menapakkan kaki di arah ini” (Al-Jazeera.net, 8/8/2016). Dan hari Jumat 12/8/2016 di Ankara menteri luar negeri Iran Jawad Zharif bertemu dengan para pejabat Turki yang mereka menegaskan setuju mengintensifkan upaya bersama dengan Iran tentang krisis Suriah. Erdogan menerima menteri luar negeri Iran Jawad Zharif di istana kepresidenan dalam sebuah pertemuan tertutup yang berlangsung selama tiga jam yang setelahnya tidak diumumkan sedikitpun tentangnya. Hal itu menunjukkan akselerasi dan desakan pengaturan Amerika untuk memasukkan Turki di pentas Suriah dan membantu Rusia dan Iran dalam mengimplementasikan misi Amerika.

  1. Dari semua itu, jelas bahwa Turki telah masuk dengan kuat dalam mengadakan solusi politik di Suriah berdasarkan road map Amerika dalam percepatan yang menyolok meskipun Turki tidak yakin benar terhadap situasi dalam negerinya setelah upaya kudeta. Semua itu menunjukkan kuatnya desakan dari Washington. Yang tampak bahwa Turki akan berjalan sesuai rencana Amerika ini dengan Iran dan Rusia sebagai berikut:

– Secara politik: akan tampak tanpa keraguan bagi orang-orang yang melakukan revolusi bahwa Turki telah mengubah politiknya dan mulai mengarah ke rezim Suriah, Iran dan Rusia. Dan bahwa Turki menyeru para pemberontak dan menekan mereka agar mereka menerima formula Amerika untuk solusi di Jenewa. Yaitu negosiasi dengan rezim dan bersepakat dengan rezim atas masa depan Suriah serta masuk dalam pemerintahan bersama antara orang-orang yang melakukan revolusi dan rezim. Demikian juga tekanan terhadap orang-orang yang melakukan revolusi di bawah alasan aspek-aspek kemanusiaan untuk menghalangi orang-orang yang melakukan revolusi mengepung daerah-daerah rezim di Alepo. Turki juga akan mempromosikan keseimbangan negosiatif dengan anggapan bahwa orang-orang yang melakukan revolusi meraih kemenangan-kemenangan di Alepo yang menjadikan negosiasi mereka berangkat dari pusat kekuatan. Semua ini akan dicampur dengan cara-cara tekanan. Dan berikutnya dilakukan penghentian tembak menembak mendahului pengelolaan aktifitas politik yang merealisasi sesuatu “kemenangan” untuk Obama sebelum akhir masa pemerintahannya pada Januari tahun depan. Mungkin itulah yang diisyaratkan oleh perdana menteri Turki dalam pernyataannya dengan enam bulan ke depan. “Perdana menteri Turki Ben Ali Yildirim pada hari Jumat menyatakan bahwa dimungkinkan terjadinya perkembangan sangat penting di Suriah selama enam bulan ke depan. Pernyataan Yildirim itu keluar setelah konferensi pers bersama pada hari Jumat kemarin yang melibatkan menteri luar negeri Turki Mevlut Cavusoglu dan sejawatnya menlu Iran Muhammad Jawad Zharif. Sebaliknya, menteri luar negeri Iran Muhammad Jawad Zharif menyatakan bahwa negaranya akan senang dengan kedekatan Rusia-Turki. Ia menekankan bahwa solusi perbedaan dengan Turki tentang Suriah mungkin dilakukan dengan mengintensifkan dialog. Yang menarik bahwa kerjasama Iran Turki seputar Suriah akan mendukung dengan kuat kesempatan solusi damai” (Al-‘arabiyah.net, 13/8/2016).

– Secara militer: di bawah tema perang melawan ISIS, Turki akan terjun ke medan pertempuran di Suriah dalam koalisi dengan Rusia, yang akan dengan cepat berubah menjadi kekuatan bersama untuk memaksakan penghentian tembak menembak. Hal itu akan mencakup pemberian semua fasilitas kepada Rusia untuk membom orang-orang yang melakukan revolusi. Fasilitas itu berupa “koordinasi posisi” yang tidak diketahui oleh Rusia tetapi dimiliki oleh intelijen Turki. Turki telah menawarkan pangkalan militer kepada Rusia untuk mempermudah misi jahatnya menyembelih kaum Muslim di Suriah.

Demikian juga, Iran melakukan dan memberikan pangkalan militer kepada Rusia untuk mempermudah tujuan ini. Koordinasi diantara negara-negara ini telah dilakukan secara riil:

“Cavusoglu juga mengatakan bahwa pesawat Turki akan bergabung dalam operasi melawan ISIS. Ia menambahkan “kami akan mempelajari semua rinciannya sepanjang Rusia menyeru kami ke operasi bersama melawan ISIS” (Al-Jazeera.net, 1/8/2016). Dan tentu saja seperti halnya alasan Rusia, maka pemboman itu akan mencakup semua perlawanan sebab posisi mereka tidak terpisah!

Pada hari ini, keluar penjelasan dari kementerian pertahanan Rusia “bahwa pesawat pembom jarak jauh TU 22 M-3 dan pesawat pembom SU 34 pada Ahad 16 Agustus terbang dari lapangan udara Hamedan Iran dan melakukan pemboman luas ke posisi-posisi ISIS dan Jabhah Nushrah teroris di propinsi Alepo, Dir az-Zour dan Idlib di Suriah”… Pada waktu sebelumnya, media massa mengungkap bahwa pesawat-pesawat pembom TU 22 M-3 di bawah angkata udara Rusia tiba di lapangan udara Hamedan Iran untuk ikutserta dalam melakukan pemboman ke posisi-posisi ISIS teroris di Suriah” (Russia today, 16/8/2016).

  1. Ini yang direncanakan oleh Amerika untuk diimplementasikan oleh alat-alatnya di Suriah… Ini rencana jahat mereka.

﴿وَمَكْرُ أُولَئِكَ هُوَ يَبُورُ

“Dan rencana jahat mereka akan hancur.” (TQS Fathir [35]: 10)

Sungguh, di Syam ada tokoh-tokoh yang perniagaan dan jual beli tidak melalaikan mereka dari mengingat Allah. Mereka terus awas dan perhatian terhadap urusan mereka. Mereka tidak memberi kemungkinan, dengan izin Allah, bagi orang-orang jahat itu untuk menjadikan kemenangan orang-orang yang melakukan revolusi sebagai jalan untuk negosiasi. Dengan izin Allah tripartit yang tenggelam dalam kejahatannya itu tidak akan berhasil. Pihak yang mengatur tripartit itu dari Washington tidak akan meraih apa yang mereka inginkan dari bumi Syam. Sebagaimana alat-alat Amerika sebelumnya yang gagal, maka dengan izin Allah alat-alat Amerika yang berikutnya juga akan gagal… Diktator Suriah selama lima tahun ini telah belajar bahwa di Syam adalah sekumpulan orang mukhlis dan jujur yang tekad mereka tidak melunak oleh kumpulan Amerika, Iran, Rusia dengan komplotan dan para pengikut mereka. Kumpulan itu juga tidak melunak hingga karena ditelantarkannya himpunan orang-orang jujur di bumi Syam sekalipun. Kumpulan orang jujur itu, dengan izin Allah, akan tetap kuat tegak tidak bergeming, sehingga tegaklah syariah Allah, al-Khilafah ar-Rasyidah, yang murni untuk Allah SWT, jujur membenarkan Rasulullah saw dan berikutnya membersihkan negeri-negeri Islam dari semua musuh Islam dan Allah mendatangi mereka dari arah yang tidak mereka sagka-sangka.

﴿وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ

Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa(TQS al-Hajj [22]: 40)

 

13 Dzulqa’dah 1437 H

16 Agustus 2016 M

http://hizb-ut-tahrir.info/ar/index.php/ameer/political-questions/38916.html#sthash.vVBcfJbY.dpuf

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close