Dakwah

BIOGRAFI SYAIKH YUSUF AN-NABHANI

Oleh : Ahmad Abdurrahman al-Khaddami

Beliau adalah al-‘Allamah al-Musnid al-Qadhi Syaikhuna Yusuf ibn Isma’il ibn Yusuf ibn Isma’il ibn Muhammad Nashiruddin an-Nabhani asy-Syafi’i al-Azhari. Lahir pada tahun 1265 H/ 1849 M di daerah Ijzim utara Palestina dan wafat sekitar tahun 1350 H/ 1932 M. Beliau belajar al-Quran, bahasa Arab, fiqih dan akhlak dari Sang Ayah, yakni Syaikh Isma’il ibn Yusuf an-Nabhani, kemudian sejak 1283 – 1289 H/ 1886 – 1872 M menempuh studi keislaman di al-Azhar asy-Syarif, Mesir. Diantara para guru beliau ialah para Masyayikh al-Azhar: Ibrahim as-Saqqa, Muhammad ad-Damanhuri, az-Zuru al-Khalili, Ahmad adh-Dharir, Syamsuddin al-Anbabi, Hasan al-‘Adwi, Abdul Qadir ar-Rafi’i, Yusuf al-Barqawi dan yang lainnya; pada umumnya merupakan Ulama Syafi’iyyah dan sebagiannya ialah Hanafiyyah, Malikiyyah dan Hanabilah. Beliau juga mengambil sanad beberapa Thariqah Sufiyyah: Idrisiyyah, Syadziliyyah, Naqsyabandiyyah, Qadiriyyah, Rifa’iyyah dan Khalwatiyyah. Lulus dari al-Azhar asy-Syarif dilanjutkan mengajar di daerah ‘Akka, Palestina.

Pada tahun 1290 H/ 1873 M menjadi Qadhi di Janin, kemudian pindah ke Astanah (Istanbul) di ibukota Khilafah sejak 1293 H/ 1876 M sekaligus mengelola koran al-Jawanib dan sempat menjadi Qadhi di Maushul, pusatnya Bani Kurdi. Selanjutnya tahun 1296 H/ 1879 M pindah ke Syam kemudian kembali kagi ke Astanah, ibukota Khilafah tahun 1297 H/ 1880 M dan ke Ladziqiyyah sebagai ketua Mahkamah al-Jaza tahun 1300 H/ 1883 M, kemudian sempat menjabat di al-Quds, Palestina dan pada tahun 1305 H/ 1888 M menjabat ketua Mahkamah Huquq di Beirut, Syam hingga menetap selama 20 (dua puluh) tahun. Selama di Beirut banyak menulis kitab, hingga sebagai penulis beliau dikenal laqab asalnya al-Bairuti, kemudian setelah dari Beirut menuju al-Madinah al-Munawwarah (sekitar tahun 1325 H/ 1908 M) dan menetap disana untuk lebih dekat dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam hingga terjadinya Perang Dunia I 1331 H/ 1914 M, yang membuat beliau terpaksa kembali ke tempat asalnya di Ijzim, Palestina.

Selama masa penjajahan Inggris, beliau menolak menjadi Mufti di Palestina karena tidak diizinkan untuk berhukum dengan Islam. Beliau juga dikenal sebagai pembela utama bagi Daulah Khilafah Utsmaniyyah, terutama pada masa Khalifah Abdul Hamid II ibn Abdul Majid Khan al-Ghazi; bahkan secara khusus menulis kitab al-Ahadits al-Arba’in fi Wujub Tha’ah Amir al-Mu`minin dan Khulashah al-Bayan fi Ba’dhi Ma`atsir Maulana ash-Shulthan ‘Abdil Hamid ats-Tsani wa Ajdadihi Ali Utsman, serta karya lainnya, untuk meneguhkan kedudukan Sang Khilafah dan mengajak umat Islam untuk membela dan mendukungnya, serta mengajak umat agar mengemban Jihad fi Sabilillah dalam melawan Kafir Penjajah, semisal Inggris, Perancis dan Rusia; beliau menulis al-Ahadits al-Arb’ain fi Fadhl al-Jihad wa al-Mujahidin.

Selain itu, beliau aktif mengkritisi berbagai pemikiran – pemikiran yang menyerang Syariah Islam serta kesatuan umat dan daulah. Gerakan Wahhabiyyah – Su’udiyyah di masa lalu telah dimanfaatkan Inggris untuk mengoncang kesatuan umat dan daulah melalui isu – isu agama semisal Syirik, Tawassul dan Ziyarah; beliau menjawab hujjah mereka dalam berbagai kitab, semisal Syawahid al-Haq fi al-Istighatsah bi Sayyid al-Khalaq, sekaligus meneguhkan kedudukan Khilafah Utsmaniyyah, karena masalah utama mereka adalah pemberontakan dan secara nyata dilakukan saat melakukan baiat atas kekuasaan padahal Khalifah sudah ada dan menyerang Hijaz, Irak dan Syam yang secara jelas merupakan wilayah yang diurus oleh Khilafah Utsmaniyyah. Demikian pula, kelompok Modernis (‘Ashriyyah) dari Arab maupun Turki, yang merupakan lulusan sekolah Misionaris, universitas luar negeri di Inggris atau Prancis ataupun bagian dari al-Azhar asy-Syarif yang ter-barat-kan mendapat kritik keras dari beliau dalam berbagai karyanya, semisal ar-Ra`iyyah ash-Shughra fi Dzam al-Bid’ah wa Madh as-Sunnah al-Gharra` dan Irsyad al-Hayara fi Tahdzir al-Muslimin min Madaris an-Nashara; terutama dalam isu Tajdid, Ijtihad dan Madzhab Empat, karena mereka menyerang pemikiran dan hukum Islam dan berupaya menyebarkan pemikiran dan hukum Barat melalui Tafsir Kontekstual atau Perubahan Hukum.

Tentu saja, dari kitab – kitab yang ditulisnya terlihat jelas kecintaan beliau kepada segala hal yang berkaitan dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam, bahkan menghimpun semuanya secara ringkas dalam karyanya, al-Fadha`il al-Muhammadiyyah; bahkan beliau merupakan Ulama Hadits yang banyak menulis karya, semisal al-Fath al-Kabir fi Dhamm az-Ziyadah ila al-Jami’ ash-Shghir, bukan sekedar Ulama Faqih yang menjabat sebagai Qadhi Khilafah. Begitupun beliau dikenal sebagai Ahli Sya’ir dalam bahasa Arab dan seorang Wali yang ‘Arif Billah, Shahibul Karamat, Syaikh-nya para Sufi yang Zuhud nan Wara’; karya beliau Jami’ Karamat al-Auliya` menjadi rujukan para Ulama setelahnya.

Diantara para Ulama Masyhur yang pernah mengambil ilmu dari beliau ialah sebagai berikut:

  • as-Sayyid Abdullah ibn Muhammad ibn Shiddiq al-Ghumari al-Idrisi al-Hasani, Ulama Ahli Bait al-Ghumariyyah, Ahli Hadits dari Maghrib (Maroko),
  • al-Habib Abdullah ibn Abdul Qadir Bilfaqih al-Husaini, Ulama Ahli Bait, pengasuh Dar al-Hadits al-Faqihiyyah di Malang, Jawa – Nusantara.
  • asy-Syaikh al-Qadhi Muhammad Taqiyyuddin ibn Ibrahim an-Nabhani al-Azhari, Sang Cucu dari anak perempuan beliau, Ulama Palestina, Syam al-Mubarak, pendiri dan pemimpin Hizb at-Tahrir, jama’ah dakwah yang saat ini berkembang pesat di berbagai negeri Islam maupun Barat.
  • asy-Syaikh al-Musnid ad-Dunya Muhammad Yasin ibn Isa al-Fadani al-Makki, Ulama Mekkah asal Padang, Sumatera – Nusantara, pengasuh Dar al-‘Ulum ad-Diniyyah, pemilik tsabat yang masyhur saat ini, menjadi rujukan sanad para Ulama dari berbagai negeri, termasuk Nusantara

Adapun karya tulis beliau banyak jumlahnya, selain yang disebutkan sebelumnya diantaranya sebagai berikut:

  • Jami’ ats-Tsana ‘ala Allah
  • al-Istighatsah al-Kubra bi Asma` Allah al-Husna
  • Hujjah Allah ‘ala al-‘Alamin fi Mu’jizat Sayyid al-Mursalin
  • al-Anwar al-Muhammadiyyah
  • Wasa`il al-Wushul ila Syama`il ar-Rasul
  • Afdhal ash-Shalawat ‘ala Sayyid as-Sadat
  • Mitsal an-Ni’al asy-Syarif
  • Tahdzib an-Nufus fi Tartib ad-Durus
  • Riyadh al-Jannah fi Adzkar al-Kitab wa as-Sunnah
  • asy-Syarf al-Mu`abbad li Ali Muhammad
  • al-Asalib al-Badi’ah fi Fadhl ash-Shahabah wa Iqna’ asy-Syi’ah
  • Ar-Ra`iyyah al-Kubra fi Washf al-Millah al-Islamiyyah wa al-Milal al-Ukhra
  • Sa’dah al-Anam bi Ittiba’ Din al-Islam
  • Qurrah al-‘Ain min al-Baidhawi wa al-Jalalain
  • Hadi al-Murid ila Thuruq al-Asanid, dan lain – lain.

Beliau telah meninggalkan atsar dengan berbagai bentuknya, berupa sanad ilmu, para muirid dan karya tulis, bahkan termasuk Ulama rujukan bagi para Ulama al-Jawi (Nusantara) bersama Sayyid Ahmad ibn Zaini Dahlan al-Hasani al-Makki asy-Syafi’i, Mufti Khilafah Utsmaniyyah di Hijaz (al-Haramain). Diantara Ulama al-Jawi yang menukil karya beliau ialah Sayyid Utsman, Mufti Betawi dalam Manhaj al-Istiqamah; KH. Tubagus Ahmad Bakri Sempur dalam Idhah al-Karathaniyyah, Tanbih al-Ikhwan, Cempaka Dilaga dan lainnya; Ulama asal Banten yang berpengaruh di Tatar Sunda, serta Buya H. Sirajuddin Abbas dalam 40 Masalah Agama, Ulama asal Sumatera, Ulama Perti (Persatuan Tarbiyah Islamiyah). Wallahu A’lam.

Purwakarta, 11 Sya’ban 1442 H/ 25 Maret 2021 M

 

Referensi:
Pengantar Syawahid al-Haqq, Muhammad Habibullah
Pengantar asy-Syarf al-Muabbad, al-Markaz al-Wathani Alu al-Bait Palestina
Pengantar Sa’adah al-Anam, Muhammad Khair Yusuf
Tasynif al-Asma`, Dr. Mahmud Sa’id Mamduh
Mu’jam al-Ma’ajim wa al-Masyikhat, Prof Dr. Yusuf al-Mar’asyli
al-‘Iqd al-Farid, Syaikh Muhammad Yasin al-Fadani
Situs alazharmemory.eg

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close